Dr. Beni Ahmad Saebani M.Si (Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
LANGIT7.ID-Kepemimpinan merupakan aspek fundamental dalam setiap organisasi yang menentukan arah, tujuan, dan pencapaian visi bersama. Dalam konteks modern, kepemimpinan tidak hanya berbicara tentang kekuasaan dan otoritas, tetapi lebih menekankan pada kemampuan mempengaruhi, menginspirasi, dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Di era yang penuh tantangan dan perubahan ini, paradigma kepemimpinan telah bergeser dari model kepemimpinan tradisional yang cenderung hierarkis dan kaku, menuju model kepemimpinan yang lebih adaptif, visioner, dan berorientasi pada kemaslahatan bersama. Hal ini sejalan dengan tuntutan zaman yang mengharuskan seorang pemimpin tidak hanya cakap dalam mengelola organisasi, tetapi juga mampu mengantisipasi dan merespons berbagai perubahan dengan cepat dan tepat.
Dalam perspektif Islam, kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari konsep amanah dan tanggungjawab. Seorang pemimpin tidak hanya bertanggungjawab kepada organisasi dan anggotanya, tetapi juga kepada Allah SWT sebagai pemberi amanah. Paradigma kepemimpinan visioner dan amanah menjadi sangat relevan untuk dikaji dan diimplementasikan dalam berbagai konteks kepemimpinan kontemporer.
Konsep KepemimpinanKepemimpinan merupakan estetika kepatuhan bawahan kepada atasan dengan usaha meningkatkan pengaruh kepemimpinannya sebagai tindakan persuasif dan futuristik untuk mencapai tujuan melalui interaksi dan deferensiasi peran melalui struktur manajemen yang terorganisasikan secara sistemik. Dalam kepemimpinan organisasi memusatkan perhatian pada peran dan fungsi seorang pemimpin yang harus memiliki kemampuan memengaruhi orang lain demi pencapaian tujuan organisasi dengan kemampuan mengendalikan manusia supaya dapat merespon perubahan dengan cepat dan tepat.
Dalam konteks kepemimpinan organisasi selalu melibatkan sejumlah sumber daya dalam proses kerjasama pelaksanaan program kerja. Seorang pemimpin berusaha mengendalikan perilaku anggotanya ke arah pencapaian tujuan dengan memadukan keterampilan kinerja individu, kelompok, dan tujuan organisasinya. Dengan demikian kepemimpinan merupakan keterampilan mengelola pekerjaan dan memengaruhi orang lain supaya mengerjakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Wahjosumidjo mengatakan konsep kepemimpinan mencakup tiga unsur penting, yaitu: (1) Pemimpin yang mengatur, memengaruhi, dan membimbing; (3) Mengendalikan anggota; dan (3) melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Secara operasional terdapat tiga fungsi kepemimpinan, yaitu: (1) Fungsi yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai dengan merumuskan tujuan yang memenuhi syarat agar dapat dijadikan pedoman aktivitas organisasi; (2) Fungsi pengarahan pelaksanaan kegiatan denngan menggerakkan anggota untuk melaksanakan kinerjanya dengan sebaik-baiknya; (3) menciptakan iklim organisasi yang mampu mendorong peningkatan produktivitas yang tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal dengan mengembangkan kemampuan organisasi dan menumbuhkan sikap saling menghargai serta memberikan petunjuk untuk menyelesaikan masalah.
Menurut Peter Drucker seorang pemimpin harus menciptakan wawasan, mengembangkan strategi, membangun kerjasama dan mendorong tindakan untuk lebih maju dan melakukan pekerjaan dengan tepat. Dengan demikian, untuk menjadi pemimpin yang ideal dibutuhkan kemampuan mengendalikan dan mengelola organisasi. Pemimpin harus demokratis dan tidak otoriter kecuali keadaan memaksa. Seorang pemimpin harus memberi keteladan kepada anggotanya.
Pemimpin yang terampil memiliki kemampuan membangun relasi kemanusiaan dengan cara merespon perbedaan individual, mapu mendiagnosa potensi individu dari anggotanya, koperatif, dan kemampun mengelola konflik yang terjadi sehingga menimbulkan kemajuan organisasi. Untuk mewujudkannya peranan hubungan kemanusiaan harus didukung oleh kemampuan manajerial yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perssyaratan utama seorang pemimpin adalah: (1) memiliki wawasan yang luas, (2) mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan semua pihak, (3) mencerminkan keteladanan, dan (4) memiliki pengalaman dan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Pemimpin harus tanggap terhadap masalah kehidupan masyarakat, dan memiliki keterampilan membaca dengan cepat dan akurat atau cultural focus yang terus berkembang dan berubah. Karena itulah kepemimpinan memerlukan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Dalam gagasannya seorang pemimpin memiliki cara pandang yang visioner dan kemampuan manajerial yang handal, serta bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambilnya, dengan tidak mengkambinghitamkan bawahannya.
Strategi Kepemimpinan yang AmanahKepemimpinan merupakan amanah dari Allah SWT., karena semua manusia menjadi khalifah di muka bumi yang bertanggung jawab mengelola bumi dengan segala isinya. Pada hakikatnya setiap organisasi mendambakan pemimpin yang kuat yang memiliki kemampuan memengaruhi dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan aktivitas sesuai tujuan yang ditetapkan. Pemimpin adalah agen perubahan. Mengubah semua aktivitas dari keadaan yang buruk menjadi baik, dan dari yang baik menjadi yang terbaik. Implikasi kepemimpinan adalah kemaslahatan, kesejahteraan, keadilan, dan ketentraman. Dengan demikian, kepemimpinan adalah sikap kemanusiaan yang adil dan beradab yang dibingkai oleh prinsip saling menopang dan membantu untuk mencapai tujuan.
Kepribadian seorang pemimpin menetukan efektivitas kepemimpinannya ditentukan oleh kepribadian pemimpin dengan melakukan spesialisasi profesional dan teknis; mengenal bawahan dan menunjukkan perhatiannya; menjaga saluran komunikasi tetap terbuka; menerima tanggung jawab pribadi; meniru dan mengarahkan tindakan; melatih tim dalam bekerjasama; dan membuat keputusan. Adapun ciri pribadi yang memiliki managerial talent adalah kemampuan melakukan pengawasan demi pencapaian pekerjaan. Sehingga pemimpin yang berbakat membutuhkan aktualisasi diri, keyakinan diri, dan budaya kreativitas yang tinggi.
Dikarenakan kepemimpinan merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik maka seorang pemimpin perlu berbekal dengan kecerdasan dan keterampilan dalam mengendalikan anggota dan mengelola organisasi, dikarenakan bukan sekadar menerima amanah namun melaksanakannya secara profesional. Menurut Ronggowarsito, seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang. Dalam teori sifat kepemimpinan dikatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin, yakni kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai dan karakternya.
Warren Bennis mensyaratkan seorang pemimpin yang tangguh dan amanah haruslah mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Pengenalan diri
2) Terbuka terhadap umpan balik
3) Pengambil resiko yang selalu ingin tahu
4) Konsentrasi pada pekerjaan
5) Menyeimbangkan tradisi dengan perubahan
6) Bertindak sebagai model dan mentor
Pemimpin dalam atau organisasi merupakan simbol eksistensi organisasi yang bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengarahkan bawahan juga berperan sebagai penghubung dalam arti sebagai leader role untuk mengefektifkan fungsional organisasi juga memengaruhi bagaimana seorang pemimpin melakukan peran kepemimpinan yang lainnya.
Pemimpin Pengambil Keputusan yang MemaslahatkanSeorang pemimpin harus cerdas dalam mengambil keputusan, dengan terlebih dahulu merencanakan taktik dan strategi pemecahan masalah secara rasional dengan melakukan klarifikasi dan aktivitas pengkomunikasian rencana kebijakan dan harapan peran kepemimpinannya. Pemimpin yang bijaksana harus mendifinisikan tanggung jawab dan persyaratan pekerjaan, menetapkan sasaran kinerja; dan memberikan tugas-tugas khusus secara operasional.
Kebijakan pemimpin bertujuan menciptakan kemaslahatan untuk organisasi dengan semua elemen dan unsur-unsurnya. Oleh karena itu seorang pemimpin sebagai pemantau operasi yang mengukur indikator kenerja penting, mengukur kemajuan untuk dibandingkan dengan rencana dan anggaran, dan selalu melakukan evaluasi demi perbaikan usaha berikutnya. Dengan demikian, setiap tindakan yang dilakukan adalah untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kepemimpinan yang efektif, sebagaimana sifat kepemimpinan Rasulullah saw., yakni: (1) Shidiq artinya jujur, tidak berdusta dan kotup untuk keuntungan pribadi maupun golongan tertentu; (2) amanah, artinya melaksanakan tugas dan fungsi kepemimpinan dengan sebaik-baiknya dan dapat dipercaya; (3) fathonah, artinya cerdas, artinya kreatif, kritis, dan inovatif; (4) tablig, artinya komunikatif dan menyampaikan kebenaran dengan cara yang bijaksana, demokratis, diplomatis, dan apresiatif kepada keterampilan dan prestasi anggotanya. Rasulullah saw. Menghargai prestasi para sahabatnya bahkan mengungkapkan balasan yang akan diterima untuk sahabat yang berakhlak mulia, misalnya berbuat baik kepada orangtua, berdagang dengan jujur, dan membantu orang lain dengan ikhlas.
Kebijakan seorang pemimpin bergantung kepada implikasi kemaslahatan yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, pelaksanaan amanah kepemimpinan merupakan prinsip yang harus ditegakkan. Dalam kaitan dengan berbagai tindakannya terutama mengenai program kerja dan biaya yang harus dikeluarkan harus dilakukan secara terbuka serta dipertanggungjawabkan sesuai dengan standard operational prosedure (SOP). Selain itu seorang pemimpin harus melakukan kaderisasi kepemimpinan dengan merekomendasikan anggota atau bawahannya untuk melaksanakan program kerja dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi. Dengan demikian, bawahannya akan memiliki pengalaman yang semakin meningkat dalam mengelola organisasi dan memiliki keberanian mengambil keputusan. Seorang pemimpin harus bersikap demokratis dengan cara menghargai pendapat semua bawahannya, dan dengan pertimbangan yang matang dan mendalam, seorang pemimpin dapat menerima atau menolak pendapat bawahannya dengan berbagai pertimbangan dan resiko yang akan ditimbulkan.
KesimpulanSemua uraian ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan berhubungan dengan seorang pemimpin dan bawahannya yang mengelola organisasi, baik organisasi besar maupun organisasi yang kecil. Secara struktural kepemimpian ini merupakan keterampilan memengaruhi orang lain untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan cara yang tepat dan akurat dan menyelesaikan masalah organisasi.
Kepemimpinan merupakan amanah sebagai khalifah di muka bumi yang bertanggung jawab menjaga dan memelihara serta mengelola alam dengan segala isinya secara profesional. Karakter seorang pemimpin seharusnya mengikuti karakter kepemimpinan Rasulullah saw. yang jujur, amanah, cerdas, komunikatif dan berani menyampaikan kebenaran dari Allah SWT. Dan demi kepentingan kemaslahatan sehingga kerjasama antara pemimpin dengan bawahan merupakan mitra kerja yang harmoni dan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara proporsional.
(*/beniahmadsaebani@uinsgd.ac.id)
(lam)