LANGIT7.ID-, Jakarta- - Aksi menggetarkan terjadi di Stadion Parc des Princes saat kelompok ultras Paris Saint-Germain (PSG) membentangkan spanduk raksasa pro-Palestina yang menakjubkan sebelum laga Liga Champions melawan Atletico Madrid. Karya seni suporter berukuran spektakuler 50 meter x 20 meter ini menghiasi dua tingkat tribun belakang gawang PSG.
Spanduk megah tersebut menampilkan perpaduan indah bendera Palestina dan Lebanon dengan gambar ikonik Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur sebagai pusatnya. Detail artistik spanduk juga dilengkapi peta historis Palestina dan pesan menyentuh "Perang di lapangan, tapi damai di dunia."
Namun, keindahan aksi damai ini justru memancing kemarahan Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau. "Spanduk ini tidak seharusnya ada di stadion," tegasnya dengan nada keras. Ia bahkan menuntut penjelasan dari klub dan mengancam akan memberikan sanksi jika kejadian serupa terulang.
Menariknya, badan sepak bola Eropa UEFA justru memandang aksi kreatif ini dari sudut berbeda. UEFA menyatakan PSG tidak akan mendapat sanksi karena spanduk tersebut tidak mengandung unsur provokatif atau menghina.
"Tidak akan ada kasus disipliner karena spanduk yang dibentangkan dalam kasus ini tidak bisa dianggap provokatif atau menghina," jelas juru bicara UEFA.
Selama pertandingan, kreativitas suporter PSG kembali terpancar lewat pesan bermakna mendalam: "Apakah nyawa anak-anak di Gaza kurang berharga dibanding yang lain?"
PSG sendiri mengaku tidak mengetahui rencana penampilan karya seni suporter ini. "PSG menegaskan bahwa Parc des Princes adalah tempat bersatunya hasrat sepak bola dan dengan tegas menentang pesan politik apapun di stadionnya," tutur klub dalam pernyataan resmi.
Hal serupa pernah terjadi tahun lalu saat klub Liga Skotlandia Celtic didenda sekitar 19.000 dolar AS karena suporter mereka mengibarkan bendera Palestina pada laga Liga Champions usai pecahnya konflik Gaza.
Data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat konflik di wilayah tersebut telah menewaskan setidaknya 43.391 warga Palestina dan melukai 102.347 orang sejak awal perang pada 7 Oktober 2023.
Di Lebanon, sedikitnya 3.050 orang tewas dan 13.658 terluka dalam serangan Israel sejak perang Gaza dimulai. Sementara di Israel, diperkirakan 1.139 orang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang disandera.
Insiden ini terjadi delapan hari sebelum laga sensitif antara Prancis melawan Israel di Stade de France. Pertandingan yang akan digelar Kamis depan ini tetap dibuka untuk 80.000 penonton, meski ada kekhawatiran mengingat Prancis memiliki komunitas Yahudi terbesar di Eropa dan ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Israel, serta jumlah Muslim terbanyak di Eropa.
Meski demikian, pejabat kepolisian Paris menegaskan pertandingan "tentu saja akan terbuka untuk publik."
(lam)