LANGIT7.ID-, Jakarta- - Seorang guru harus membentuk karakter siswa atau santrinya dengan maksimal. Para guru juga diharapkan menjadikan Rasulullah Muhammad Saw sebagai teladan yang ideal dalam mengajar.
"Guru harus membentuk karakter siswa atau santrinya dengan maksimal. Jadikanlah teladan yang ideal Rasulullah Muhammad Saw yang sudah kita ketahui bersama mengenai sikap dan sifatnya," kata Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Prof Muhammad Ali Ramdhani.
Prof Ali Ramdhani mengatakan bahwa Rasulullah Muhammad Saw memiliki 4 sifat yang menjadi keistimewaan atau sifat khas Nabi Muhammad.
"Pertama, memiliki sifat fathanah atau cerdas. Sebagaimana dalam jargon pendidikan tercatat bahwa 'Knowledge is power. Tugas kita sebagai orang tua, guru, pembina dan lain sebagainya harus dapat mengangkat potensi anak didik kita menjadi orang yang cerdas baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotoriknya," kata Kang Dhani, sapaan akrabnya.
Baca juga:
Ciptakan Pesantren Ramah Anak, Ponpes Al-Raudloh Kajen Bangun Kedekatan Empati dengan SantriKetiga kecerdasan tersebut, kata dia, akan menjadi modal dalam kehidupannya. Sifat kedua dari Nabi Muhammad adalah amanah. Dalam hal ini santri harus didorong agar memiliki sikap amanah dalam menjalani kehidupan di masyarakat.
"Amanah adalah sifat yang berarti dapat dipercaya atau terpercaya. Amanah juga bisa diartikan sebagai titipan yang harus disampaikan kepada orang lain," ujarnya.
Sifat ketiga, siddiq atau jujur. Sifat jujur harus menjadi modal dan distingsi bagi siswa-siswi LP Ma'arif dengan siswa lain. Lalu yang keempat, tabligh. "Dalam artian dapat menyampaikan pesan dan nilai-nilai ajaran agama dengan baik," kata Kang Dhani.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Sako Ma'arif PBNU, Mujiburrahman. "Kkemajuan teknologi informasi detik ini harus dibarengi dengan kekuatan karakter," tambahnya.
Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Kemendikbud, Prof Muhammad Adlin Sila mengungkapkan bahwa Kemendikbud istiqamah dalam menjaga moral anak bangsa.
"Di Kemdikbud terdapat Puspeka atau Pusat Pengembangan Karakter sebagai pintu masuk dalam mengantisipasi degradasi moral," terang Adlin Sila. Selain itu ada juga bagian untuk memperkuat dan melatih sikap toleran. "Hal ini harus dibuktikan dengan niat yang kuat atau intention, dan sikap antikekerasan," ujar Adlin Sila.
(ori)