LANGIT7.ID-, Jakarta- - Arab Saudi melalui Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) mengeluarkan tuntutan tegas agar Israel segera menghentikan agresi militernya di Gaza dan Lebanon. Pernyataan ini disampaikan pada pembukaan KTT gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Senin.
MBS mengecam keras pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Palestina dan Lebanon. Dia mendesak Israel untuk menahan diri dari tindakan agresif lebih lanjut dan mengajak dunia internasional mengakui kedaulatan negara Palestina.
Baca juga:
Pertama dalam Sejarah, Palestina Jadi Isu Krusial Politik Domestik ASSekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, turut mengutuk operasi militer Israel di Gaza dan Lebanon. Menurutnya, kata-kata tidak cukup menggambarkan penderitaan rakyat Palestina. "Tindakan Israel terhadap rakyat Palestina merusak upaya perdamaian berkelanjutan. Hanya dengan keadilan kita bisa mencapai perdamaian abadi," tegas Gheit.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyampaikan bahwa negaranya menghadapi krisis yang mengancam eksistensi Lebanon, sementara Israel terus menyerang Hezbollah.
Baca juga:
Kelaparan Mengancam Gaza, Israel Masih Keras KepalaWakil Presiden Pertama Iran Mohammad Reza Aref mengecam pembunuhan pemimpin Hamas dan Hezbollah oleh Israel sebagai "terorisme terorganisir". KTT ini dihadiri oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, PM Pakistan Shehbaz Sharif, dan Presiden Nigeria Bola Tinubu.
Dalam pernyataan penutup, para pemimpin mengutuk keras tindakan militer Israel yang dikategorikan sebagai "kejahatan genosida" di Gaza utara, termasuk penyiksaan, eksekusi, penghilangan paksa, dan "pembersihan etnis".
Baca juga:
Hezbollah Belum Terima Proposal Gencatan Senjata, Israel Klaim Ada KemajuanKTT ini berlangsung setahun setelah pertemuan serupa di Riyadh yang mengutuk aksi "barbar" Israel di Gaza. Namun, para pemimpin belum mencapai kesepakatan tentang sanksi terhadap Israel meski ada seruan untuk memutus hubungan ekonomi dan diplomatik.
Perang Israel di Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan lebih dari 1.100 orang Israel. Sejak saat itu, Israel telah menewaskan lebih dari 43.600 warga Palestina di Gaza, mayoritas adalah warga sipil. Israel juga telah menewaskan lebih dari 3.100 orang di Lebanon sejak 7 Oktober tahun lalu dalam pertempuran dengan Hezbollah.
(lam)