LANGIT7.ID-, Jakarta- - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengambil langkah strategis merespons fenomena kesulitan siswa dalam matematika dasar. Viral-nya video siswa SMP-SMA yang kesulitan menjawab soal perkalian dan pembagian sederhana menjadi alarm bagi dunia pendidikan Indonesia.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menegaskan bahwa situasi ini memerlukan penanganan serius namun terukur. Pernyataan ini disampaikan seusai pertemuan dengan Kapolri Listyo Sigit di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
"Kita tidak perlu terlalu khawatir menghadapi situasi ini. Namun bukan berarti kita mengabaikannya, ini adalah masalah yang membutuhkan penanganan serius," ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, Selasa (12/11/2024).
Dampak pandemi Covid-19 teridentifikasi sebagai salah satu akar masalah. Pembelajaran jarak jauh yang berlangsung lama telah menciptakan fenomena learning loss, dimana kemampuan dasar siswa mengalami kemunduran signifikan.
"Fenomena learning loss ini menjadi tantangan serius yang harus kita hadapi bersama. Dampaknya baru terlihat sekarang, dan ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif," ungkap Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Kemendikdasmen telah menetapkan langkah konkret dengan memperkenalkan pembelajaran matematika sejak dini. Keputusan ini diambil dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan.
"Anak-anak dengan pendidikan dasar dan kemampuan literasi serta numerasi yang baik, memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi dalam studi lanjutan dibanding yang tidak," terang Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti.
Meski viral di media sosial, Mu'ti mengingatkan pentingnya tidak melakukan generalisasi berlebihan. Ia menekankan masih banyak siswa yang menunjukkan kemampuan matematika membanggakan, termasuk di tingkat SD kelas 1.
"Kita tidak bisa melakukan generalisasi berlebihan. Karena itu kita perlu berhati-hati dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar," ujar dia.
Kementerian juga tengah mengembangkan platform pembelajaran matematika khusus. Inisiatif ini merupakan bagian dari program prioritas literasi dan numerasi yang ditargetkan memperkuat fondasi pendidikan dasar Indonesia.
Program wajib belajar 13 tahun juga masuk dalam paket solusi komprehensif yang disiapkan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan waktu lebih banyak bagi siswa menguasai kemampuan dasar, termasuk matematika.
(lam)