LANGIT7.ID-, Jakarta- - Sebuah perdebatan sengit tengah viral di media sosial terkait pembangunan Masjid Al-Zahraa yang berlokasi di Dana, wilayah Idlib Utara, Syria. Masjid ini memiliki keunikan tersendiri karena dicat dengan warna hitam. Pembangunannya merupakan hasil sumbangan dari sebuah keluarga pengungsi yang berasal dari kota Maarrat al-Numan, Syria.
Masjid ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada ibu mereka yang bernama Hajjah Zahraa. Banyak pihak yang mendukung pembangunan masjid ini mengatakan bahwa kritik terhadap pemilihan warna hitam dan nama masjid hanyalah upaya untuk menjatuhkan niat mulia yang bertujuan membantu warga setempat.
Dalam proses pembangunannya, keluarga tersebut menyumbangkan emas seberat empat kilogram. Mereka juga memberikan nama Al-Zahraa pada masjid tersebut sebagai bentuk penghormatan khusus kepada sang ibu. Namun, kontroversi mulai muncul ketika Kementerian Wakaf yang tergabung dalam "Pemerintah Keselamatan" merespons tekanan dari media sosial dengan rencana mengubah nama dan warna masjid tersebut. Para pendukung masjid ini langsung mengecam rencana tersebut karena dianggap hanya akan membenarkan kritik-kritik yang tidak masuk akal.
Tak hanya itu, kalangan jurnalis di Syria Utara juga turut menyuarakan penolakan terhadap sikap kementerian. Mereka menyebut bahwa kritik-kritik yang bermunculan lebih didasari oleh motif politik, bukan karena kekhawatiran murni terhadap identitas keagamaan. Para jurnalis ini mendesak kementerian untuk lebih fokus menjaga persatuan masyarakat daripada menanggapi kritik yang tidak berdasar.
Kelompok pendukung pembangunan masjid juga menegaskan bahwa perkembangan arsitektur Islam selalu mengikuti keberagaman lingkungan sekitarnya. Mereka menilai penolakan yang hanya didasarkan pada pemilihan warna atau hiasan adalah hal yang tidak masuk akal. Menurut mereka, Masjid Al-Zahraa justru menjadi bukti nyata keterbukaan budaya dan penghargaan terhadap keindahan seni Islam, bukan malah menjadi pemicu perpecahan di masyarakat.
(lam)