LANGIT7.ID-, Jakarta- - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha berpendapat, menjadi miskin justru membuka peluang lebih besar untuk menjadi dermawan. Hal ini disampaikan Gus Baha dalam sebuah pengajian yang dikutip dari YouTube @Pengaosangusbaha.
Dengan gaya penyampaian yang santai, Gus Baha mengajak para pendengarnya untuk melihat sisi positif dari kondisi hidup yang sering dianggap sebagai kekurangan.
“Kalau kamu sekarang masih miskin, berbahagialah. Karena jadi dermawan itu lebih gampang saat miskin,” kata Gus Baha.
Ia mencontohkan situasi yang sering terjadi di lingkungan pesantren. Gus Baha menjelaskan, seorang santri yang hanya memiliki dua ekor ayam akan dengan mudah memberikan salah satunya jika diminta oleh kiainya.
Baca juga:
Dalil Anjuran Sedekah Setiap Waktu Walau hanya SedikitHal yang sama juga berlaku jika santri itu memiliki uang Rp100.000 dan diminta Rp50.000, ia cenderung akan memberikan atau sedekah tanpa keberatan.
“Padahal, itu 50 persen dari hartanya,” ujar Gus Baha sambil tertawa. Ia kemudian membandingkannya dengan orang kaya.
“Kalau kamu punya uang Rp1 miliar, terus saya minta Rp500 juta, kira-kira mau nggak? Padahal itu juga 50 persen,” lanjutnya.
Gus Baha menekankan bahwa secara hitungan persentase, orang miskin sebenarnya lebih mudah berderma dibandingkan orang kaya. Hal ini karena orang miskin tidak terlalu terikat pada harta yang dimilikinya, sedangkan orang kaya sering kali merasa sulit melepas sebagian besar hartanya.
Gus Baha juga mencontohkan mahasiswa yang sering kali memiliki keterbatasan finansial.
Baca juga:
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan“Mahasiswa yang cuma punya uang Rp100.000, kalau traktir temannya habis semua juga nggak masalah. Itu berarti 100 persen,” katanya.
Pesan yang ingin disampaikan Gus Baha adalah bahwa ukuran kedermawanan tidak ditentukan oleh jumlah yang diberikan, tetapi oleh kerelaan hati untuk berbagi. Menjadi dermawan bukan soal kaya atau miskin, melainkan soal kemauan untuk memberi.
Menurut Gus Baha, kondisi miskin justru memberikan kesempatan besar untuk meraih pahala kedermawanan. “Kalau miskin itu gampang dermawan, kalau kaya, ribet. Jadi, kalau masih miskin, berbahagialah,” ungkapnya.
(ori)