LANGIT7.ID-Jakarta; Konsumsi makanan ultraproses terutama di kalangan remaja semakin meningkat. Hal ini dipicu karena cepat dan efisien dalam proses peracikannya.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa makanan ultraproses, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan masalah jantung dan gangguan metabolisme, juga berpotensi memicu psoriasis.
Dilansir dari Medical Daily psoriasis adalah gangguan autoimun yang memengaruhi kulit, menyebabkan bercak merah yang meradang, timbul, dan sering berkembang menjadi sisik keperakan. Biasanya muncul di kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bagian bawah.
"Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan ultraproses yang tinggi dan status psoriasis aktif," ujar para peneliti.
Makanan ultraproses melibatkan penggunaan berbagai zat tambahan, garam, minyak, pengawet, serta bahan lainnya untuk meningkatkan masa simpan, penampilan, dan rasa makanan.
Meski pemicu psoriasis yang umum dikenal meliputi stres, obat-obatan tertentu, cedera kulit, infeksi streptokokus, merokok, dan konsumsi alkohol, studi terbaru mengeksplorasi hubungan antara konsumsi makanan ultra-proses dengan insiden psoriasis.
Untuk membuktikan hubungan ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Emilie Sbidian, seorang dermatolog di Rumah Sakit Henri-Mondor, Créteil, Prancis, menganalisis data dari lebih dari 18.500 individu dalam basis data kesehatan. Dari jumlah tersebut, 1.825 orang memiliki psoriasis, dengan 802 kasus tergolong aktif.
Namun, peneliti mengingatkan bahwa temuan ini didasarkan pada studi observasional, yang hanya menunjukkan korelasi dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat antara konsumsi makanan ultraproses dan psoriasis.(*)
(lam)