LANGIT7.ID-, Jakarta- - Delegasi Hamas telah melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza dengan pejabat intelijen Mesir, menurut dua pejabat tinggi kelompok Palestina tersebut pada hari Senin. "Delegasi kami bertemu dengan kepala intelijen Mesir, Mayor Jenderal Hassan Rashad, beserta sejumlah pejabat intelijen Mesir lainnya untuk membahas cara menghentikan perang dan agresi, pengiriman bantuan, serta pembukaan perlintasan Rafah" di perbatasan Gaza dengan Mesir, kata seorang pejabat senior Hamas yang terlibat dalam pertemuan Kairo pada Minggu malam.
Pejabat Hamas kedua yang juga hadir di Kairo menyampaikan bahwa "Mesir, Qatar, dan Turki sedang melakukan upaya besar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan." "Rakyat Palestina menunggu tekanan Amerika dan internasional terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang dan mencapai kesepakatan seperti yang terjadi di Lebanon," tambah pejabat tersebut.
Pertemuan ini berlangsung tak lama setelah Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah, menyepakati gencatan senjata di Lebanon melalui mediasi Amerika Serikat dan Prancis. Presiden AS Joe Biden akan meluncurkan upaya baru untuk gencatan senjata, seperti disampaikan penasihat keamanan nasionalnya Jake Sullivan pekan lalu. Biden juga menginstruksikan utusannya untuk berhubungan dengan Turki, Qatar, Mesir, dan aktor regional lainnya.
Pihak berwenang Mesir belum memberikan komentar publik terkait pertemuan dengan Hamas pada hari Minggu. Pejabat pertama menyatakan Hamas terbuka terhadap tawaran untuk mencapai "gencatan senjata atau kesepakatan pertukaran tahanan," namun belum menerima tawaran apapun. Dia menambahkan bahwa setiap kesepakatan yang disetujui Hamas harus mencakup syarat-syarat yang telah diajukan kelompok tersebut sejak awal perang.
Syarat-syarat ini meliputi gencatan senjata penuh, penarikan militer Israel secara total, masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza, pemulangan warga Palestina yang mengungsi ke rumah mereka, "kesepakatan serius untuk pertukaran tahanan dalam satu atau dua tahap," dan rekonstruksi wilayah Palestina yang hancur akibat perang.
Israel juga berulang kali menuduh Hamas menunda pembicaraan dan tidak sungguh-sungguh ingin mencapai kesepakatan. Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel mengakibatkan 1.208 korban jiwa, sebagian besar warga sipil. Sedangkan kampanye pembalasan Israel telah menewaskan 44.429 orang di Gaza, menurut data kementerian kesehatan wilayah tersebut yang dianggap dapat dipercaya oleh PBB.
(lam)