LANGIT7-Jakarta,- - Sebuah prediksi disampaikan bahwa Korea Selatan kemungkinan menjadi negara pertama yang hilang dari muka bumi. Kenapa? Hal ini terkait dengan menurun pesatnya tingkat kelahiran.
Korea Selatan pernah menjadi contoh pertumbuhan ekonomi dan modernisasi yang pesat, namun kini sedang bergulat dengan krisis kesuburan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tingkat kelahiran di negara ini, yang merupakan yang terendah di dunia, kini semakin menurun. Kekhawatiran terhadap “kepunahan nasional” telah dimulai bersamaan dengan perdebatan tentang bagaimana mengatasi masalah ini dan peran budaya kerja dan dinamika gender dalam penurunan tersebut.
Saat ini populasi Korea Selatan menyusut hingga sepertiga dari jumlah penduduk sekarang, pada akhir abad ini.
Melansir firstpost.com, Rabu (4/12/2024), data dari Statistik Korea, yang dirilis pada hari Rabu, mengungkapkan penurunan tingkat kesuburan negara tersebut sebesar 8% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga:
Nasib Penjual Es Teh yang Dicemooh Gus Miftah: Bakal Umrah Awal RamadhanPara ahli memperingatkan bahwa populasi Korea Selatan yang berjumlah 51 juta jiwa dapat berkurang setengahnya pada tahun 2100 jika tren ini terus berlanjut, menurut Al Jazeera.
Penurunan kesuburan di Korea Selatan dimulai sebagai bagian dari kebijakan keluarga berencana yang disengaja. Mengutip dari economictime.com, pada tahun 1960-an, pemerintah, karena khawatir dengan pertumbuhan penduduk yang melampaui pembangunan ekonomi, mengambil langkah-langkah untuk mengurangi angka kelahiran.
Pada saat itu, pendapatan per kapita Korea Selatan hanya 20% dari rata-rata global, dan tingkat kesuburan mencapai 6 anak per perempuan.
Kemudian pada tahun 1982, ketika perekonomian berkembang pesat, tingkat kesuburan turun menjadi 2,4 – masih di atas tingkat penggantian sebesar 2,1 namun menuju ke arah yang benar.
Pada tahun 1983, angka kesuburan telah turun ke tingkat penggantian, dan sejak itu, angka tersebut mengalami penurunan yang cepat.
Penurunan yang tadinya terkendali dengan hati-hati kini menjadi sebuah krisis, dengan proyeksi yang menunjukkan populasi Korea Selatan menyusut dari 52 juta menjadi hanya 17 juta pada akhir abad ini.
Dalam skenario terburuk, beberapa perkiraan memperkirakan negara ini akan kehilangan hingga 70% populasinya, dan hanya menyisakan 14 juta orang, sebuah situasi yang dapat mengganggu stabilitas perekonomian dan menciptakan tantangan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya
(ori)