LANGIT7.ID-, Jakarta - - Ekspresi penjual es teh,
Sunhaji, saat diolok-olok oleh
Miftah Maulana Habiburrahman di hadapan ribuan jamaah
pengajian mendapat sorotan publik.
“Es tehmu seh akeh ra? (Es teh mu masih banyak gak?) Masih?
Yo kono didol go*lok (Ya sana dijual bodo
h). Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir),” kata Miftah saat itu.
Dari video yang beredar terlihat Sunhaji tampak menarik nafas panjang dengan tatapan murung. Sambil terus memegang dagangannya, Sunhaji terlihat menahan
emosi yang mendalam akibat umpatan yang dikeluarkan Miftah Maulana.
Baca juga: Viral Gus Miftah Hina Penjual Es Teh, Lembaga Dakwah PBNU Ingatkan Etika dan Guyon dalam BerdakwahMelansir Verywell Mind, Kamis (5/12/2024), kata kasar yang dikeluarkan Miftah Maulana ini termasuk dalam kekerasan verbal atau
verbal abuse. Kekerasan verbal adalah salah satu jenis kekerasan emosional. Hal ini terjadi ketika seseorang menggunakan kata-katanya untuk menyerang, mendominasi, mengejek, memanipulasi, dan atau merendahkan orang lain yang berdampak negatif pada kesehatan psikologis orang tersebut.
Apa yang dilakukan Miftah Maulana dapat menimbulkan konsekuensi jangka pendek dan panjang pada Sunhaji, si penjual es teh.
Saat seseorang mendapat pelecehan verbal, ia akan merasakan kecemasan, perubahan suasana hati, stres kronis, menurunnya harga diri,
depresi, perasaan malu,
bersalah, dan
putus asa.
Dampak lain dari kekerasan verbal adalah gangguan stres pasca trauma, hingga mengisolasi diri.
Baca juga: Sempat Tersinggung, Sunhaji Pedagang Es Teh Telah Memaafkan Gus MiftahSama halnya bila kekerasan verbal dilakukan di depan umum, seperti yang dialami Sunhaji.
Laman Healthline menjelaskan, orang yang dipermalukan di depan khalayak umum bisa mengubah cara pandangnya pada diri sendiri. Bahkan tak sedikit yang merasa tidak berharga dan meragukan kemampuan mereka dalam berbagai aspek.
(est)