JAKARTA, LANGIT7.ID - Pondok Pesantren Cipasung di Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, merupakan salah satu pesantren bersejarah di Indonesia.
Berdiri pada tahun 1931, pesantren tersebut menjadi saksi perjalanan pendidikan Islam di Indonesia sejak masa penjajahan Belanda.
Awal Berdirinya Pesantren CipasungMerujuk penelitian
Suhendar, Pesantren Cipasung didirikan oleh KH Ruhiat saat Indonesia tengah mengalami situasi sulit di bawah kekuasaan kolonial Belanda.
Hanya bermodal semangat dan keuletan, KH Ruhiat mulai mengajar 40 santri. Bahasa Sunda digunakan sebagai media pengajaran agar materi lebih mudah dipahami.
Selain mendidik santri reguler, KH Ruhiat juga mengajar santri kalong, sebutan untuk warga sekitar yang belajar agama pada malam hari usai beraktivitas di siang hari.
Dedikasinya sering menghadapi tantangan, termasuk ancaman dari pemerintah kolonial.
Bahkan, KH Ruhiat beberapa kali ditangkap dan dipenjara saat mempertahankan pesantrennya.
Perkembangan Pasca-KemerdekaanSetelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Pesantren Cipasung terus berkembang.
KH Ruhiat mendirikan lembaga pendidikan formal untuk melengkapi pendidikan agama yang sudah berjalan.
Hal ini menjadikan pesantren Cipasung sebagai salah satu lembaga pendidikan komprehensif, menggabungkan kurikulum agama dengan kurikulum nasional.
Saat ini, Pesantren Cipasung dikelola oleh generasi keempat keluarga pendiri.
Lembaga tersebut menaungi berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, madrasah, hingga perguruan tinggi.
Salah satu yang terkenal yakni Institut Agama Islam Cipasung, pilihan pendidikan lanjutan bagi santri dewasa.
Dengan pengalaman mendidik hampir satu abad, Pesantren Cipasung jadi simbol perjuangan pendidikan Islam di Indonesia.
Pesantren ini terus berkembang, bukti nyata bahwa semangat perjuangan KH Ruhiat tetap hidup dalam visi dan misi pesantren.***
(hbd)