Masjidil Haram Dalam Renovasi Besar

Oleh: Nurkhamid Alfi
(Chief Representative Zelan Group Malaysia 2004 - 2018/ Alumnus UMS Solo)

LANGIT7.ID-Jakarta; Saya dan keluarga harus berterimakasih kepada Al Hijaz Tour & Travel atas penyelenggaraan Umrah yang baik dan syar'i. Pernyataan ini bukan hanya dari saya dan keluarga semata. Saya baca di WAG, seluruh jama'ah menyatakan kepuasannya atas penyelenggaraan umrah ini. Kami semua khusu' beribadah dengan fasilitas yang memadai.

Memang ada hambatan-hambatan, khususnya ketika berada di Masjidil Haram. Hal ini lebih disebabkan karena Masjidil Haram dalam proses renovasi besar-besaran. Sehingga wajar jika ada suara sedikit gaduh. Atau rute jalan yang musti memutar, dan lain sebagainya. Termasuk halangan "tawaf mandiri" karena ada pembatasan jama'ah yang masuk Mataf untuk mengerjakan tawaf. Hanya bagi jama'ah yang mengenakan ihram saja yang boleh masuk pelataran Ka'bah. Selain itu tidak diperkenankan.

Renovasi besar-besaran ini dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi dalam rangka meningkatkan jumlah jama'ah Haji dan Umrah sebesar 30 juta per tahun dari 13,5 juta di tahun 2023 kemarin. Renovasi ini harus sudah selesai di tahun 2030. Rencana ini masuk dalam visi 2030 Pemerintah Arab Saudi. Tentu harus dimaklumi adanya ketidaknyamanan atas pengaturan jama'ah yang berubah-ubah, sampai tahun dimana renovasi selesai seratus persen.

Nantinya, kapasitas tawaf dan sa'i akan meningkat. Dari sekitar 75 ribu jama'ah akan naik menjadi 130 ribu setiap jamnya. Fasilitas tawaf dan sa'i ada empat tingkat. Bahkan untuk tingkat atas akan dilengkapi dengan infrastruktur modern: eskalator mendatar atau biasa disebut travelor atau moving walkway. Sehingga jama'ah hanya diam ditempat, sementara travelor akan bergerak berputar. Agaknya, ini secara Usul Fiqih meng-qiyas-kan dengan tawaf berkendara Onta seperti yang pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Dari laman Middle East Economy, total anggaran untuk renovasi mencapai 100 milyar USD (sekitar Rp.1.550 triliun). Oleh sebab itu, Masjidil Haram adalah bangun yang dibikin manusia paling mahal di dunia. Pada tahun 2030 nanti, Masjidil Haram mampu menampung sampai 4 juta jama'ah.

Masjid dilengkapi dengan infrastruktur berteknologi canggih. Dari perlampuan, pengeras suara, pengaturan suhu udara, bahkan sampai sistem keamanan terpadu: termasuk dan tidak terbatas pada pergerakan jama'ah. Ada 6.000 pengeras suara dengan fasilitas pendukungnya yang memungkinkan bunyinya bersih tanpa berdengung sedikitpun. Pun, jangan khawatir untuk management kebersihan dan sanitasi. Fasilitas toilet mencapai 13.000 unit dengan segala fasilitas sanitairnya.

Suhu udara di dalam Masjid dibuat sejuk. Mengutip Saudi Expatriates, lantai Masjidil Haram terbuat dari marmer yang tidak memiliki efek terhadap cahaya matahari. Marmer ini tidak menyerap panas, sehingga sekalipun terik matahari, suasana lantai tetap sejuk. Hal ini bisa dibuktikan di pelataran Ka'bah.



Target Pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan kapasitas jama'ah haji dan umrah menjadi 30 juta mensyaratkan adanya transportasi yang modern, beserta management-nya. Untuk menghindari kemacetan akses pejalan kaki menuju Masjid, saat ini sedang dibangun jalan di bawah tanah atau underground lines. Jalan-jalan itu menghubungkan ke titik-titik terminal suttle bus yang hilir mudik menuju penginapan-penginapan jama'ah. Memang sebagian telah difungsikan. Namun masih dalam penyempurnaan.

Maka, jangan heran bila anda melihat terowongan besar yang banyak sekali jumlahnya mengelilingi Masjidil Haram. Terowongan-terowongan itu akan menjadi akses bis-bis dalam melayani jama'ah dari dan ke Masjidil Haram menuju penginapan.

Sementara itu, transportasi zona luar telah tersedia kereta cepat Makkah - Madinah. Namanya Haramain Express. Buatan China. Kecepatan operasionalnya mencapai 300 kilometer per jam. Dengan jarak sekitar 450 km, maka Makkah - Madinah hanya ditempuh dalam waktu 1,5 jam saja. Tentu masih ada transportasi bis sebagai pilihan jama'ah. Hanya saja membutuhkan waktu lama: 5 sampai 6 jam. Tetapi tidak mengapa: bahkan bisa lebih lama menikmati eksotiknya pemandangan gurun pasir dan gunung batu, sambil membayangkan begaimana beratnya perjalanan Nabi dan Sahabatnya dalam menempuh Makkah - Madinah untuk berhijrah.

Jumlah jama'ah yang bisa diangkut oleh kereta cepat sebesar 20.000 per jam. Kapasitas ini bisa ditingkatkan lagi. Sedangkan transportasi jama'ah ketika musim haji pada saat wukuf ARMINA, sudah dibangun rel kereta Makkah-Arafah-Muzdalifah-Mina, sehingga mengurangi tingkat kemacetan pergerakan jama'ah seperti yang saat ini terjadi melalui fasilitas transportasi bis.

Tekad Pemerintah Arab Saudi untuk mendatangkan wisatawan umum sebesar 100 juta pertahun, di luar jama'ah haji dan umrah, juga tidak terlepas dari penyediaan air bersih yang telah dibangunnya. Seperti diketahui bahwa wilayah Arab Saudi 95% gurun berbatuan. Sulit untuk mendapatkan sumber mata air. Oleh sebab itu, Pemerintah Arab Saudi telah membangun pusat-pusat penyulingan air laut menjadi air tawar.

Pusat penyulingan air yang terbesar adalah Perusahaan Konversi Air Saline (SWCC). Kapasitasnya mencapai 5,6 juta meter kubik air tawar sehari. SWCC telah memenangkan Guinness World Record pada 2019 untuk pabrik penyulingan terbesar di dunia.

Group perusahaan saya bekerja, melalui Zelan Construction Arabia Company Limited, yang berkantor di Jeddah, juga pernah terlibat pembangunan pusat penyulingan air ini. Zelan berpartner dengan Mitsubishi Heavy Industries Jepang, telah membangun Independent Water and Power Project, melalui Shuqaiq 2. Jumlah air tawar yang dihasilkan sebesar 220.000 meter kubik per hari. Tidak begitu besar, karena proyek ini dikombinasikan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap, PLTGU, yang total dayanya sebesar 840 MW. Teknologi penyulingan yang dipakai Consortium Zelan-Mitsubishi adalah Reverse Osmosis (RO) dengan melibatkan 16 trains. Proyek tersebut melibatkan 7,000 pekerja dengan jumlah jam kerja 25 juta.

Memang, Pemerintah Arab Saudi sangat serius untuk melaksanakan visi 2030. Mereka menganggarkan dana ribuan triliun rupiah untuk melayani masyarakat yang bergairah dan dinamis, ekonomi yang berkembang, dan negara yang ambisius. Untuk mencapai masyarakat yang dinamis, Arab Saudi berfokus pada rakyatnya dan agama Islam. Hal ini akan terwujud melalui komitmen, termasuk: meningkatkan jumlah jama'ah haji dan umrah menjadi 30 juta per tahun.

Semoga, visi 2030 ini akan mampu menjawab tantangan atas besarnya jama'ah haji dan umrah, khususnya dari Indonesia, yang mengantri sampai tahunan. Bahkan sudah ada yang puluhan tahun.

Wallahu'alam(*)