JAKARTA, LANGIT7.ID - Agama Islam telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya China selama berabad-abad. Keberadaannya tersebar di berbagai wilayah, khususnya di bagian barat laut negara tersebut.
Kendati demikian, kehidupan Muslim di Tiongkok menghadapi banyak tantangan, baik dalam hal demografi maupun kebijakan pemerintah.
Berikut lima fakta menarik tentang Islam di Tiongkok yang bisa menambah wawasan, merujuk
Paw Research Center.
1. Sebaran Wilayah dan Konsentrasi MuslimMuslim di China sebagian besar berasal dari 10 kelompok etnis minoritas, dua terbesar yakni Hui dan Uyghur.
Sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah barat laut seperti Xinjiang, Gansu, Qinghai, dan Ningxia.
Menariknya, 63 persen masjid di China berada di Xinjiang, menjadikannya pusat tempat ibadah agama Islam di negara itu.
2. Populasi Diperkirakan 18 Juta JiwaMenurut pemerintah China, terdapat sekitar 18 juta Muslim dewasa, atau sekitar 1,6 persen dari populasi dewasa.
Namun,
Pew Research Center memperkirakan angka ini sedikit lebih rendah, yaitu 17 juta jiwa, mencakup minoritas Han Muslim yang jarang terhitung dalam sensus resmi.
Baca Juga: Sejarah dan Profil Pesantren Cipasung Tasikmalaya yang Berdiri Sejak Zaman Hindia Belanda3. Keragaman dan Kesamaan BudayaKelompok Hui memiliki banyak kesamaan budaya dengan mayoritas Han, termasuk bahasa dan nama keluarga.
Sebaliknya, Uyghur mempertahankan tradisi khas, seperti penggunaan bahasa Turkik.
4. Pertumbuhan Populasi Lebih CepatKelompok Muslim di China tumbuh lebih cepat dibanding mayoritas Han, terutama selama kebijakan satu anak (1980-2016).
Muslim diizinkan memiliki hingga tiga anak, berdampak pada struktur usia mereka yang relatif muda.
Sebanyak 27 persen dari populasi Muslim berada di bawah usia 15 tahun, dibanding 17 persen pada populasi Han.
Baca Juga: Sejarah Masjid Baiturrahman yang Jadi Simbol Perjuangan Rakyat Aceh5. Tantangan Studi Islam di ChinaPenelitian tentang Islam di China menghadapi banyak hambatan, termasuk pembatasan survei di Xinjiang sejak 2013 dan tekanan politik terhadap akademisi.
Misalnya, banyak Muslim yang enggan menyatakan keyakinan mereka secara terbuka, sementara beberapa sarjana seperti
Ilham Tohti menghadapi hukuman berat karena pandangan kritis mereka terhadap kebijakan pemerintah China.
Itulah fakta-fakta seputar komunitas Muslim di China yang sarat akan kompleksitas sejarah, budaya, dan demografi.***
(hbd)