LANGIT7.ID-, Jakarta - -
Rajab adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Di momen ini
umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh karena segala ibadah yang dilakukan bakal dilipatgandakan.
Ada sejumlah amalan yang bisa dilakukan di bulan Rajab, di antaranya memperbanyak
sedekah,
berdzikir,
istighfar hingga
berpuasa.
Pendakwah
Ustaz Adi Hidayat atau UAH mengungkap ada beberapa hadis terkait keutamaan amalan Rajab yang sering dijadikan rujukan ternyata palsu.
Baca juga: KH Ma’ruf Khozin Beberkan Pandangan 4 Mazhab soal Puasa Rajab“Contoh, pernah dengar kalimat ini? ‘Siapa yang menunaikan sholat di malam Jumat di bulan Rajab di antara isya sampai fajar. Dia bacakan rakaat pertama setelah Al-Fatihah kemudian dibacakan surah A, surah B, sampai lainnya, maka akan diampuni dosa-dosanya, dibebaskan dari neraka.’ Pernah denger kalimat itu? Ini hadisnya hadis palsu. Bahkan, di kitab hadis palsunya tidak ditemukan, saking palsunya hadis ini,” jelas UAH.
Ulama
Muhammadiyah ini pun menyebut contoh lain hadis palsu terkait keutamaan puasa Rajab.
"Pernah dengar hadis ini? Di surga itu ada satu pintu, satu sungai, nama sungainya sungai Rajab. Puasa sehari di bulan Rajab maka Anda akan diampuni semua dosa, dibebaskan dari neraka. Kalau sudah dibebaskan dari neraka, ngapain puasa
Ramadhan?" kata UAH dikutip dari kanal Youtube Audio Dakwah, dikutip Kamis (2/1/2025).
Dalam tausiyahnya itu, UAH mengaku telah menggali tujuh kitab yang menuliskan hadis palsu, salah satunya kitab Fadha'il al-Auqat karangan Al-Baihaqi.
Baca juga: Hukum Puasa Rajab, Bukan Sunnah tapi Boleh DilakukanUAH menjelaskan, hadis yang dicantumkan dalam kitab-kitab tersebut sifatnya menginformasikan, bahwa hadis tersebut
maudhu (palsu), minimal
dhoif. “Jadi dituliskan itu untuk ngasih informasi, ini hadisnya
dhoif ya, hadisnya palsu. Jangan dipakai sebagai rujukan. Bukan dituliskan untuk mengonfirmasikan pada kita itu amalan,” ujar UAH.
Jadi, lanjut UAH, keutamaan puasa Rajab disebutkan dalam dalil-dalil kategori berpuasa di bulan-bulan hurum (dimuliakan).
"Tidak ada amalan-amalan khusus yang hadis-hadisnya menunjuk keistimewaannya. Tapi kalau Anda kerjakan silakan saja kerjakan dengan niat mengerjakan amalan-amalan rutinitas seperti yang lainnya dan pahala Allah berikan kepada Anda,” tandas UAH.
UAH mengingatkan agar umat Islam tidak termotivasi pada dalil-dalil yang tidak ada susunan atau informasinya dari Rasulullah SAW.
“Jadi, kalau mau puasa silakan tapi gunakan sandaran yang shahih hadisnya. Kalau malam pengen sholat boleh gak? Boleh, tapi jangan jadikan (hadis) palsu sebagai sandaran,” pesannya.
Baca juga: Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Sunnah Rajab dan Puasa Senin Kamis(est)