Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Senin, 20 Januari 2025
home global news detail berita

Studi Terbaru: Korban Tewas di Gaza Mencapai 64.260 Jiwa, Lebih Tinggi dari Data Resmi

nabil Sabtu, 11 Januari 2025 - 05:40 WIB
Studi Terbaru: Korban Tewas di Gaza Mencapai 64.260 Jiwa, Lebih Tinggi dari Data Resmi
LANGIT7.ID-Jakarta; Jurnal medis The Lancet mengungkapkan temuan mengejutkan tentang jumlah korban jiwa di Gaza. Hasil studi terbarunya menunjukkan angka kematian selama sembilan bulan pertama konflik Israel-Hamas ternyata 40 persen lebih tinggi dari catatan resmi kementerian kesehatan Palestina.

Perdebatan soal jumlah korban tewas di Gaza terus berlanjut sejak Israel memulai operasi militer melawan Hamas. Serangan ini dilancarkan sebagai balasan atas aksi Hamas pada 7 Oktober 2023.

Data kementerian kesehatan Gaza mencatat 37.877 korban tewas hingga 30 Juni tahun lalu. Namun, penelitian baru yang sudah melalui peer-review ini memberikan gambaran berbeda. Dengan menggunakan data kementerian, survei online, dan catatan kematian di media sosial, peneliti memperkirakan korban jiwa mencapai 55.298 hingga 78.525 orang.

Tim peneliti menyebut angka 64.260 sebagai perkiraan terbaik mereka. Ini berarti laporan kementerian kesehatan 41 persen lebih rendah dari kondisi sebenarnya. Jumlah ini setara dengan 2,9 persen populasi Gaza sebelum perang atau "satu dari 35 penduduk."

Menurut tim peneliti yang berbasis di Inggris, 59 persen korban tewas adalah kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan lansia. Perhitungan ini hanya mencakup kematian akibat cedera langsung, belum termasuk yang meninggal karena kurangnya layanan kesehatan, kelaparan, atau ribuan orang yang masih terkubur di reruntuhan.

Laporan terbaru kementerian kesehatan Gaza pada hari Kamis menyebutkan total 46.006 korban tewas selama 15 bulan konflik. Sementara di Israel, serangan Hamas tahun 2023 menewaskan 1.208 orang, mayoritas warga sipil.

Meski Israel sering mempertanyakan keakuratan data kementerian kesehatan Gaza, PBB menegaskan bahwa angka-angka tersebut dapat dipercaya.

Metode Penelitian yang Akurat

Para peneliti menggunakan metode "capture-recapture" untuk menghitung korban jiwa. Metode ini sudah sering dipakai untuk mendata korban konflik di berbagai negara. Mereka mengumpulkan data dari tiga sumber berbeda.

Sumber pertama adalah data kementerian kesehatan Gaza tentang jenazah yang teridentifikasi di rumah sakit dan kamar mayat. Kedua, hasil survei online yang dilakukan kementerian kesehatan, dimana warga Palestina melaporkan kematian keluarga mereka. Ketiga, informasi kematian yang dipublikasikan di media sosial seperti X, Instagram, Facebook, dan WhatsApp, dengan syarat identitas korban bisa diverifikasi.

"Kami hanya memasukkan data korban yang sudah dikonfirmasi meninggal oleh keluarga atau pihak rumah sakit dan kamar mayat," jelas Zeina Jamaluddine, peneliti utama dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Tim peneliti memeriksa dengan teliti setiap daftar untuk menghindari data ganda. "Kami menganalisis tumpang tindih antara ketiga daftar ini untuk mendapatkan perkiraan total korban jiwa," tambah Jamaluddine.

Patrick Ball, ahli statistik dari Human Rights Data Analysis Group AS yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan metode ini sudah teruji selama ratusan tahun. Menurutnya, tim peneliti telah menghasilkan "perkiraan yang akurat" untuk Gaza.

Profesor Kevin McConway dari Open University Inggris mengakui ada "ketidakpastian yang wajar" saat membuat perkiraan dari data yang tidak lengkap. Namun dia memuji tim peneliti yang menggunakan tiga pendekatan analisis statistik tambahan untuk memverifikasi hasil mereka. "Secara keseluruhan, perkiraan ini cukup meyakinkan," ujarnya.

Tantangan dalam Pendataan

Tim peneliti mengingatkan bahwa daftar dari rumah sakit tidak selalu mencantumkan penyebab kematian. Ada kemungkinan beberapa kasus kematian karena sakit, seperti serangan jantung, masuk dalam hitungan sehingga bisa membuat angka menjadi lebih tinggi.

Di sisi lain, jumlah korban juga bisa lebih rendah dari kondisi sebenarnya. Penelitian ini tidak menghitung orang hilang, padahal menurut OCHA, badan kemanusiaan PBB, sekitar 10.000 warga Gaza diduga masih terkubur di puing-puing bangunan.

Korban jiwa juga bisa bertambah karena dampak tidak langsung perang, seperti minimnya layanan kesehatan, kelangkaan makanan dan air bersih, buruknya sanitasi, serta penyebaran penyakit. Kondisi ini terus menimpa Gaza sejak Oktober 2023.

Sebuah penelitian kontroversial yang belum melalui peer-review, diterbitkan The Lancet pada Juli lalu, memperkirakan hingga 186.000 orang bisa menjadi korban perang Gaza. Angka ini didapat dengan membandingkan tingkat kematian tidak langsung di konflik negara lain.

Namun studi terbaru menyebut perkiraan tersebut "mungkin tidak tepat karena kondisi kesehatan masyarakat Gaza sebelum perang berbeda jauh" dengan negara-negara seperti Burundi dan Timor Timur.

Jamaluddine mengaku siap menerima "kritik dari berbagai pihak" atas penelitian ini. Dia menyayangkan "obsesi" soal perdebatan jumlah korban, karena "sudah jelas tingkat kematian sangat tinggi."

(lam)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Senin 20 Januari 2025
Imsak
04:20
Shubuh
04:30
Dhuhur
12:07
Ashar
15:30
Maghrib
18:20
Isya
19:33
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan