LANGIT7.ID-Setelah sebelumnya mengeluarkan peringatan tsunami akibat gempa 66 skala Richter, pemerintah Jepang kemudian merevisi dan mencabutnya, sebagaimana laporan apnews, dikutip Selasa (14/12025).
Jepang mengeluarkan peringatan tsunami pada hari Senin setelah gempa berkekuatan 6,6 skala Richter menghantam bagian barat daya negara itu. Peringatan publik untuk menjauh dari daerah pantai kemudian dicabut, demikian apnews melaporkan.
Badan Meteorologi Jepang awalnya memberikan perkiraan kekuatan gempa sebesar 6,9 SR, namun kemudian merevisinya.
Seorang pejabat pertama kali mengatakan kepada wartawan bahwa magnitudo yang diturunkan adalah 6,7, tetapi badan tersebut kemudian merilis pernyataan dengan magnitudo yang direvisi menjadi 6,6.
Tidak ada laporan langsung mengenai kerusakan. Penduduk di beberapa daerah pesisir diminta untuk mengungsi sebagai tindakan pencegahan.
Satu orang terluka ringan di Kyushu setelah terjatuh dari tangga, NHK TV melaporkan. Kereta api berhenti beroperasi di Stasiun Miyazaki, membuat para penumpang terlantar.
NHK mengatakan bahwa tsunami, yang diperkirakan setinggi 1 meter (3,2 kaki), mencapai daratan dalam waktu 30 menit setelah gempa. Air yang terdeteksi di Pelabuhan Miyazaki mencapai ketinggian 20 cm (0,7 kaki), kata laporan tersebut.
Peringatan tsunami dikeluarkan untuk prefektur Miyazaki, tempat gempa berpusat, di barat daya pulau Kyushu, serta prefektur Kochi di dekatnya di pulau Shikoku, tak lama setelah gempa melanda pada pukul 21.19, menurut badan tersebut. Semua penerbangan dibatalkan tak lama sebelum tengah malam.
Masyarakat diperingatkan untuk menjauhi perairan, termasuk sungai. Pejabat Badan Meteorologi Jepang, Shigeki Aoki, mengatakan kepada para wartawan bahwa masyarakat harus waspada terhadap tanah longsor dan benda-benda yang berjatuhan di dalam rumah. Gempa susulan masih mungkin terjadi, terutama dalam dua atau tiga hari ke depan, katanya.
Gempa yang berpusat pada kedalaman 36 kilometer (22 mil) itu mengguncang wilayah yang luas di Kyushu, pulau utama di bagian barat daya Jepang, kata Badan Meteorologi Jepang. Badan tersebut awalnya memberikan kedalaman 30 kilometer (18,6 mil).
Rekaman TV NHK menunjukkan lalu lintas yang bergerak dan jalan-jalan yang cukup terang, yang berarti tenaga listrik masih berfungsi. Tidak ada masalah yang terdeteksi di berbagai pos pemantauan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir di daerah tersebut.
Jepang sering dilanda gempa bumi karena lokasinya yang berada di sepanjang “Cincin Api”, sebuah busur gunung berapi dan garis patahan di Cekungan Pasifik.
Para ahli di badan meteorologi bertemu pada Senin malam untuk mengukur bagaimana situasi terkini dengan apa yang disebut gempa Palung Nankai, tetapi memutuskan untuk tidak mengambil tindakan luar biasa untuk saat ini.
Gempa Palung Nankai di lepas pantai Shikoku pada tahun 1946 menewaskan lebih dari 1.300 orang. Daerah ini diguncang gempa berkekuatan 7,1 SR pada bulan Agustus tahun lalu.(*)
(hbd)