LANGIT7.ID-Berikut akan dibahas tentang profil dan biografi singkat KH Miftachul Akhyar, yang merupakan Rais Aam PBNU saat ini.
Sebelum menjabat sebagai Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar juga merupakan Ketua MUI periode 2020-2025. Kala itu ia menggantikan Kiai Ma’ruf Amin, yang diangkat sebagai wakil presiden.
Lantaran tak mau rangkap jabatan karena terpilih juga sebagai Rais Aam, Miftachul Akhyar kemudian meletakkan jabatannya sebagai Ketua MUI.
Dikutip dari pagarnusa.or.id, pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Sunah ini merupakan salah satu kiai khos mujiz ijazah kubro Pagar Nusa.
Profil KH Miftachul AkhyarMiftachul Akhyar lahir di Surabaya pada 30 Juni 1953. Sosok yang kini sudah berusia 71 tahun ini lahir dari pasangan KH Abdul Ghoni dan Hj Siti Ashfiyah.
Ayahnya adalah pengasuh Pesantren Tahsinul Akhlak Rangkah. Putra kesembilan dari 13 bersaudara ini telah bertumbuh di lingkungan pesantren sejak kecil.
Melansir dari laman jatim.nu.or.id, KH Miftachul Akhyar tercatat mengenyam pendidikan di beberapa pesantren ternama. Sejak usia 8 tahun, Kiai Miftah, sapaan akrabnya, nyantri di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang.
Setelah itu ia juga menamatkan pendidikannya di beberapa pesantren lain seperti Pesantren Rejoso, Jombang, Pesantren Sidogiri, Pasuruan, dan Pesantren AL-Islah Soditan, Lasem.
Ketika nyantri di Lasem, Kiai Miftah terkenal sebagai sosok dengan penguasaan materi agama yang cerdas dan memiliki sifat tawadhu yang luar biasa. Hal tersebut membuat pengasuh Pesantren Al-Islah, KH Masduqie Allasimy, salah satu alumnus Istimewa Pesantren Tremas Pacitan, menjadikannya sebagai menantu.
Kiprah di NUKiai Miftah juga aktif dalam organisasi Kemasyarakatan Nahdlatul Ulama. Ia menduduki sejumlah jabatan strategis di organisasi Islam terbesar ini.
Di antaranya adalah Rais Syuriah Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya (2000-2005). Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur selama dua periode (2007-2013 dan 2013-2018).
Kiai Miftah selanjutnya juga terpilih menjadi Wakil Rais Aam PBNU (2015-2020). Kemudian didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020. Bahkan hingga kini terpilih kembali menjadi Rais Aam PBNU periode sekarang (2021-2026).
Salah satu hal yang mendorongnya bersedia memegang jabatan tersebut karena permintaan dari tokoh senior dan terhormat di Nahdlatul Ulama. Di antaranya adalah Mustasyar PBNU, KH Maimoen Zubair.
Dalam sebuah catatan yang resmi rilis pada 22 September 2018, KH Maimoen Zubair sempat mendatangi Kiai Miftah sebanyak dua kali supaya berkenan menduduki posisi Rais Aam PBNU.
Sebagai seorang kiai kharismatik, ia merupakan sosok yang selalu menomorsatukan adab, terutama ketika menyambut tamu. Tak heran jika Kiai Miftah tidak pernah merasa segan untuk melayani tamunya sendiri tanpa dibantu khodim seperti menyuguhkan, menuangkan, atau menyajikan makanan dan minuman kepada tamunya.
Kesederhanaan yang ditampilkannya merupakan pendidikan dari ayahnya yang selalu mewariskan adab saat menyambut tamu.
Beliau juga bisa dikatakan sebagai teladan bagi kita semua. Dan bahkan kiprahnya dalam dunia Islam diakui internasional.
The Royal Islamic Strategic Studies Center Amman, Yordania mendaklarasikan bahwa KH Miftachul Akhyar termasuk tokoh 500 Muslim berpengaruh di Dunia versi kategori Administration of religious Affairs.(*)
(hbd)