LANGIT7.ID-Jakarta; Makanan olahan ultra (UFP) seperti keripik dan es krim umum dikonsumsi anak-anak. Namun, preferensi yang tidak berbahaya ini memiliki beberapa risiko kesehatan, termasuk perkembangan gigi anak.
Melansir dari Hindustan Times, pada Rabu (15/1), sebuah penelitian yang diterbitkan mengungkapkan bagaimana makanan olahan ultra memengaruhi perkembangan rahang pada anak-anak.
Makanan ultra-olahan tidak melibatkan proses mengunyah. Hal ini menyebabkan kelainan bentuk gigi pada struktur rahang anak-anak.
Para peneliti, setelah memeriksa anak-anak berusia 3 hingga 5 tahun, menemukan bahwa pola makan yang tinggi makanan olahan membuat ukuran rahang anak-anak menjadi sangat kecil. Makanan olahan siap saji yang lebih lembut membutuhkan lebih sedikit waktu mengunyah menurut penelitian.
Konsekuensi tidak mengunyah membuat otot rahang tidak digunakan dengan benar dan tidak terstimulasi. Sehingga pada gilirannya menyebabkan gigi tidak sejajar dan masalah gigi lainnya seperti gigi menonjol atau tonggos.
Ketika seseorang mengunyah, ia akan melibatkan tulang dan otot wajah serta menyelaraskan barisan gigi. Hal ini tidak terjadi pada makanan siap saji dan struktur tulang gigi tetap tidak berkembang. Gigi tonggos merupakan salah satu masalahnya, di mana kasus barisan gigi yang tidak sejajar.
Makanan olahan ultra membutuhkan sedikit sekali kunyahan, tidak seperti makanan lain yang mengandung banyak sayuran dan protein. Mengunyah makanan padat berserat seperti buah-buahan, sayuran, atau protein alami sangat penting untuk perkembangan rahang yang sehat.(*)
(lam)