LANGIT7.ID, Makassar - Mantan Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Letnan Jenderal TNI (Purn), Andi Geerhan Lantara, membangun pondok pesantren khusus untuk para penghafal Al-Qur’an. Pesantren tersebut dibangun di atas lahan seluas 2 hektar di Dusun Tokka, Desa Bontomarannu, Kecamatan Moncongloe, Maros, Sulawesi Selatan.
Andi Geerhan Lantara merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi militer dari TNI Angkatan Darat. Pria kelahiran Parepare pada 25 Mei 1956 itu adalah lulusan Akademi Militer tahun 1978.
Baca Juga: HUT ke-76 TNI, Prajurit Lantamal Makassar Dzikir dan Doa BersamaPembangunan pesantren yang diberi nama Pesantren Modern Yakin telah dimulai pada pertengahan Januari 2020. Pesantren itu akan memiliki fasilitas mewah dan konsep arsitektur yang mengagumkan.
Tata letaknya didesain persegi panjang. Terdapat lapangan serbaguna dikelilingi bangunan seperti asrama santri, sekolah, hingga masjid. Mayoritas bangunan tiga tingkat. Semua dibangun menggunakan rancangan modern, mulai dari kombinasi cat berwarna cokelat dan putih.
Selain bangunan asrama, pesantren itu dilengkapi dengan rumah produksi serta lokasi peternakan dan budidaya tanaman hidroponik. Deretan bangunan asri itu berdiri di atas lahan yang dikelilingi hutan. Tidak jauh dari lokasi itu ada perbukitan.
Baca Juga: Pesantren Ini Ada di Tengah Hutan, Santri Menyatu dengan Alam
Sebelum menjangkau lokasi dengan kendaraan roda dua atau roda empat, terlebih dahulu masuk melewati jalan perkampungan warga dengan akses jalanan bagus.
Lahan yang ditempati merupakan wakaf dari keluarga besar Brigjen Andi Lantara. Sementara dana yang masuk untuk mendukung kelancaran pembangunan berasal dari donatur Yayasan Amal Kebangsaan Indonesia (YAKIN) dari keluarga besar mendiang H. Muhadir, kerabat dekat Andi Geerhan Lantara.
Andi Geerhan Lantara berharap pesantren itu bisa mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang memiliki wawasan kebangsaan. Santri-santri yang dididik untuk memiliki ahlak mulia diharapkan bisa bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.
Di sisi lain, pesantren ini dilengkapi dengan laboratorium bahasa terutama Bahasa Inggris dan Arab dan akan menampung santri setingkat sekolah menengah pertama. Santri yang memiliki kemampuan di atas standar diperbolehkan membayar infaq bulanan, sementara mereka yang kurang mampu akan dibantu oleh YAKIN.
Hal tak kalah menarik lainnya adalah pesantren ini akan diisi sejumlah purnawirawan perwira tinggi dari militer dan pendidik yang selama ini aktif sebagai praktisi di lembaga Al-Qur’an.
Masjid yang dibangun di kawasan pesantren sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, terkhusus warga yang tinggal di Dusun Tokka, Desa Bonto Marannu, Moncongloe. Masjid megah itu diberi nama Masjid Al-Khalifah.
Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Al Khalifah itu rutin dijadikan sebagai tempat kegiatan sosial seperti pengobatan atau terapi gratis serta ruqyah massal dengan melibatkan warga setempat.
Lokasi di sekitar masjid juga sering dijadikan tempat berwisata akhir pekan, terutama dari kalangan pondok pesantren dan sekolah-sekolah berbasis Islam, seperti kegiatan berkemah dan belajar memanah.
(jqf)