LANGIT7.ID, Jombang - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) yang juga Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko diam-diam membangun masjid di Jl Raya Kayen, Gondang Manis, Bandar Kedung Mulyo, Jombang. Masjid tersebut diberi nama sesuai namanya, yakni Masjid Moeldoko.
Masjid yang berdiri di lokasi Islamic Center Center itu sangat penting bagi Moeldoko. Selain itu, lokasi masjid juga dekat dengan Kecamatan Purwoasri, Kediri. Sementara Kediri bagi mantan panglima TNI ini menyimpang menyimpan sejarah tersendiri.
Dia lahir di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri Kediri. Sementara Jombang merupakan tempat Moeldoko menghabiskan masa muda. Dia pernah mengenyam pendidikan di SMPP Jombang (sekarang SMA Negeri 2 Jombang).
Moeldoko ingin membawa manfaat kepada masyarakat tempat ia berasal. Maka tak heran masjid yang diresmikan pada 1 Juni 2016 itu dilengkapi banyak fasilitas sosial. Mulai dari gedung serbaguna, gedung TK Dharma Wanita, TPA/TPQ, panti asuhan, madrasah diniyah Dr. Moeldoko, serta rumah took (ruko) yang digunakan sebagai unit usaha oleh-oleh khas Jombang.
Baca Juga: Mantan Pangdam Bangun Pesantren dan Masjid di Tengah Hutan Maros
Masjid itu juga biasa digunakan bagi warga yang sedang dalam perjalanan ke Jombang atau Kediri. Dia juga berharap masjid itu bisa jadi penggerak perekonomian masyarakat di sekitar masjid. Maka tak heran jika terdapat pertokoan di kompleks masjid.
Arsitektur masjid ini terinspirasi saat Moeldoko melakukan perjalanan spiritual ke Masjid Biru Istanbul, Turki. Beberapa bagian masjid juga terilhami dari Masjid Ar-Rayyan, Kebon Sirih, Jakarta. Dan sebagian rancangan bangunannya terinspirasi dari arsitektur Masjid Biru di Istanbul, Turki.
Masjid yang bisa menampung sekitar 1.500 jamaah itu berukuran 30 X 30 meter persegi dan dibangun di atas lahan 6.685 meter persegi. Seluruh aset masjid itu dikelola oleh Pemkab Jombang, kecuali panti asuhan. Moeldoko ingin tetap menangani panti asuhan itu dan menyekolahkan anak-anak ideologisnya hingga perguruan tinggi.
Ada cerita mengesankan di balik pembangunan masjid tersebut. pelaksanaan pembangunan masjid dipimpin oleh Istu Hari, seorang purnawirawan yang pernah menjabat Gubernur Akademi Militer 2012-2013. Masjid itu dibangun dengan dana pribadi Moeldoko. Komplek masjid juga dilengkapi dengan taman dan kolam ikan.
Pada 30 Agustus 2014, Istu pernah diminta datang ke rumah dinas Moeldoko. Saat itu, dia ditemui juniornya untuk berdiskusi mengenai cita-cita mendirikan masjid. Cita-cita itu lahir saat Moeldoko sering mondar-mandir Kediri-Jombang saat masih berstatus sebagai pelajar.
Istu sempat kebingungan karena belum pernah memimpin pembangunan masjid. Ia belum mendapatkan gambaran. Kendati begitu ia tak patah arang. Ia menganggap perintah Moeldoko merupakan kewajiban yang harus dijalankan mesti tidak berkaitan dengan tugas kedinasan.
Istu lalu membentuk tim pembangunan masjid. Tim itu lalu bertugas mencari lokasi pembangunan. Awalnya, masjid direncanakan akan dibangun di Purwoasri, Kediri yang merupakan tempat kediaman Moeldoko.
Namun, pilihan pun jatuh di pertigaan Mengkreng, yang menjadi pertemuan arus dari Kediri, Nganjuk, dan Jombang. Alasan pemilihan lokasi itu karena dianggap ‘jalan perenungan’, sebab saat muda, Moeldoko harus melewati jalan itu untuk mewujudkan cita-citanya. Sementara masyarakat sekitar sudah lama memiliki harapan ada masjid yang dibangun di wilayah itu.
(jqf)