Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Selasa, 17 Juni 2025
home lifestyle muslim detail berita

Hobi Olahraga? Kenali Tanda Batas Maksimal Kerja Jantung

muhammad rifai akif Senin, 18 Oktober 2021 - 19:02 WIB
Hobi Olahraga? Kenali Tanda Batas Maksimal Kerja Jantung
Saat berolahraga, otak membutuhkan supply oksien yang cukup, yang dibawa oleh darah dan dipompa jantung. Foto : LANGIT7/iStock
LANGIT7.ID - , Jakarta - Anda tentu masih ingat dengan kejadian meninggalnya legenda bulu tangkis Markis Kido, Senin (14/6/2021) silam. Diberitakan Kido meninggal saat bermain bulu tangkis di GOR Petrolin, Tangerang.

Sebelum Kido, ada publik figur Ashraf Sinclair yang meninggal di usia 40 tahun, pada Selasa (18/2/2021). Diketahui sebelum meninggal Ashraf baru saja selesai berolahraga Crossfit bersama rekan-rekannya.

Selain keduanya ada beberapa tokoh yang meninggal saat berolahraga. Seperti Benyamin Sueb tahun 1995, Basuki Srimulat tahun 2007, Adjie Massaid di tahun 2011, dan Bupati Kolaka Timur tahun 2017.

Baca juga : Kurangi Asupan Garam dan Makanan Berlemak Demi Jantung Sehat

Bagi penggemar olahraga perlu diwaspadai tanda-tanda awal tubuh mencapai batas maksimal. Sebab ini berhubungan antara tenaga, kebutuhan oksigen dan detak jantung.

Saat berolahraga, otak membutuhkan supply oksien yang cukup, yang dibawa oleh darah dan dipompa jantung. Sementara jantung setiap orang memiliki kemampuan yang beragam. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi jantung, penyakit bawaan dan umur orang tersebut.

Menurut spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP(K), saat dihubungi Langit7 menjelaskan detak jantung yang baik untuk berolahraga adalah 220 - usia x 70 persen.

Hobi Olahraga? Kenali Tanda Batas Maksimal Kerja Jantung

Selain mengukur denyut nadi yang ideal, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat berolahraga, kenali tanda-tanda jantung mencapai batas maksimal kemampuannya saat berolahraga.

Tahap pertama yang dirasakan adalah tubuh terasa panas saat mendekati batas maksimal kerja. Setelah itu akan sulit mengatur nafas. Bila sudah di tahap ini, Anda wajib mengurangi kecepatan gerakan kaki atau bermain power.

Kemudian tanda lain yang akan dirasakan adalah berkunang-kunang atau merasakan mual. Saat mengalami gejala ini, Anda wajib berhenti. Tahap selanjutnya yang mungkin dilalui adalah pingsan dan jantung berhenti bekerja atau meninggal di tempat, seperti kasus Markus Kido.

Agar menghindari hal tersebut terjadi, menurut Vito diperlukan juga mengecek kondisi kesehatan secara rutin.

"Banyak orang muda yang sehat, terlalu percaya diri dengan kesehatannya, sehingga tidak pernah cek kesehatan,".

Dokter spesialis jantung ini menyarankan agar rutin mengecek kolestrol dan cek gula darah. Menurut dia, kolesterol bukan hanya dari pola makan, tapi bisa juga dari keturunan atau karena memang tubuhnya membentuk kolestrol tinggi.

Vito menuturkan bila tak menjaga tingkat kolesterol, maka berpotensi besar pada serangan jantung.

Baca juga : Hati-Hati, Gigi Berlubang Pengaruhi Kualitas Kesehatan Jantung

"Orang dengan kolesterol tinggi bisa membuat plak dan penyempitan pada pembuluh darah yang ujung-ujungnya berpotensi serangan jantung." imbuh dokter kelahiran 24 Juli 1984 ini.

Selain untuk mencegah, cek kesehatan juga berfungsi untuk mengetahui sejak dini apakah ada kelainan atau tidak pada jantung. Kelainan pada jantung bisa menimpa siapa saja.

"Kelainan irama jantung juga bisa menyerang anak muda, sehingga ketika dipaksa berolahraga, akan langsung kena serangan jantung, orang menyimpulkan gara-gara olahraga kena serangan jantung, padahal ada kelainan irama jantung yang tidak di cek." jelasnya.

Ditambahkan Vito, kelengahan dalam mengontrol kesehatan jantung malah bisa menyebabkan serangan jantung yang tidak diketahui. Karenanya perlu tindakan antisipasi seperti tidak mengusap tubuh saat berkeringat sebelum sampai tempat istirahat. Saat berkeringat tubuh mengeluarkan lendir untuk mengurangi penguapan berlebih yang bisa saja terhapus saat mengusap tubuh.

Tindakan lainnya adalah selalu minum saat mulut terasa kering dan badan terasa panas secukupnya, batasi 4-7 teguk. Selalu menggunakan baju quick dry supaya pendinginan tubuh dengan penguapan keringat terus terjadi. Jika tidak menggunakan baju tersebut bisa dengan mengganti baju kering atau memeras agar baju tidak penuh dengan keringat dan menghambat angin.

Hindari langsung duduk atau rebahan saat istirahat atau kondisi sudah berkunang-kunang. Juga jangan memaksa diri jika sudah tidak kuat atau tidak sehat, dan terus bersama teman jika sudah mengalami kunang-kunang dan mual.

(est)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Selasa 17 Juni 2025
Imsak
04:29
Shubuh
04:39
Dhuhur
11:57
Ashar
15:18
Maghrib
17:50
Isya
19:04
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan