LANGIT7.ID, Jakarta - - Pandemi menjadi momentum perjuangan semesta, karena pandemi menjerembabkan ekonomi dan merosotkan ke titik nadir. Efek domino pandemi adalah krisis multidimensi hingga menyebabkan resesi.
Dalam mencegah resesi, pemerintah mendirikan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Cakupannya meliputi aspek kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, UMKM dan korporasi serta insentif usaha. Demikian laporan kinerja pemerintah tahun 2021 yang dihimpun Sekretariat Negara (Setneg).
Baca juga: LAN Kembali Raih Klasifikasi Badan Publik Infomatif 2021"Perlindungan sosial mengatur program keluarga harapan, kartu sembako, bansos tunai, kartu prakerja, diskon listrik, subsisi kuota, dan bantuan langsung tunai desa. Insentif pajak turut meringankan beban masyarakat," bunyi laporan tersebut, dikutip Selasa (26/10).
"Misalnya insentif pajak penghasilan, pajak pemerintah, angsuran, pajak pertambahan nilai (PPN). Tersedia pula PPnBM nol persen untuk mobil di bawah 1500 cc. Dan, ada insentif PPN bagi sektor perumahan," lanjut laporan tersebut.
Pasalnya, pandemi memicu berbagai ketidakpastian, perubahan iklim, dinamika geopolitik, dan tidak meratanya pemulihan global. Dalam menjawab tantangan ini, pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kukuh sebagai jangkar. Kekuatan jangkar ini diyakini akan menyelamatkan rakyat sekaligus menjadi motor pemulihan ekonomi.
Baca juga: Ternyata Ada Umat Islam Jadi Warga Negara Israel dan Mereka Mengalami DiskriminasiNeraca dagang Indonesia pun menunjukkan arah positif selama masa pandemi. Periode Januari-Agustus 2021 mencatat surplus sebesar USD 19,17 miliar (naik 75%) dari periode yang sama sebelumnya. Pendorong utama pemulihan kinerja ekspor adalah apresiasi harga komoditas.
"Itu yang terjadi pada harga emas, batubara, dan nikel di atas rata-rata (commodity supercycle)," ujarnya.
Keberhasilan pemerintahan era Jokowi, terutama dalam menghadapi pandemi diakui oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir bin Mohammad. Dia menilai langkah dan strategi Jokowi lebih baik dari era sebelumnya.
"Saya melihat Indonesia sekarang lebih maju dari sebelumnya. Dulu juga maju tapi Pak Jokowi ingin memajukan negaranya dan sekarang kalau kita membaca pemberitaan di pers mengenai perekonomian Indonesia, banyak langkah yang telah dilakukan Pak Jokowi. Jokowi memajukan Indonesia lebih dari kemajuan sebelum-sebelumnya," ujarnya dalam wawancara eksklusif bersama LANGIT7.
Baca juga: Dari Ajang TEI-DE 2021, Arab Saudi Borong Produk Makanan RI hingga USD53,1 JutaKetika ditanya apakah pemerintahan Jokowi on the track, ia menyebut dalam kepemimpinan negara mana pun akan ada orang yang mengganggu (kritik) pemimpinnya. "Itu normal, saya juga menghadapi hal yang sama. Saya yakin Pak Jokowi mampu menghalau serangan tersebut," katanya.
Mengenai hubungan dengan mantan Wali Kota Solo itu, Mahathir merasa dekat dengan Jokowi. Dalam beberapa kali kunjungannya, ia bertemu dengan Presiden Jokowi tanpa jajarannya. Hanya dua orang yang didampingi dan merekai berdiskusi panjang lebar tentang kemajuan kedua negara dan hal yang bisa disinergikan.
"Saya belajar banyak dari yang dilakukan Presiden Jokowi karena kita menyadari bahwa Indonesia lebih besar, memiliki 17.000 pulau dan ini menjadi masalah bagi kepemimpinan pemerintahan. Tapi Alhamdulillah, meski memiliki 200 suku, bahasa, dan lain-lain tetap satu bangsa. Ini sebuah keberhasilan karena biasanya keretakan di suatu negara akan berujung pada perpecahan," katanya.
"Seperti yang kita lihat misalnya Rusia, walaupun begitu kuat, begitu keras akhirnya terpecah. Saya yakin Indonesia dapat mempertahankan pergaulannya dengan sukses besar," imbuhnya.
Baca juga: Wawancara Khusus Mahathir Mohamad: Romantisme Pasang Surut Hubungan Indonesia Malaysia(asf)