LANGIT7.ID - Kim Ung Yong merupakan seorang pria dengan IQ 2010. Ia yang dikategorikan sebagai manusia super jenius itu pernah tercatat dalam Guinness Book of Records sebagai manusia dengan IQ tertinggi di dunia.
Kim Ung Yong lahir pada 7 Maret 1962 di Hongje-Dong, Seoul, Korea Selatan. Tidak mengejutkan jika Kim Ung-Yong terlahir pintar. Dia merupakan putra seorang profesor fisika dan profesor kedokteran. Saat masih bayi, sang ibu sempat terkejut karena Kim sudah bisa mengeluarkan kata-kata.
Pada usia 6 bulan, Kim sudah bisa berbicara dengan ibunya. Kejadian itu kebetulan semata, tapi sebuah bakat yang luar biasa. Pada usia 3 tahun, dia mampu memecahkan persamaan kalkulus. Pada usia 4 sampai 5 tahun, dia menguasai bahasa Jerman, Inggris, Cina, Spanyol, Vietnam, Tagalog, Jepang, dan Korea.
Kim bahkan menulis puisi dalam bahasa Korea dan Cina serta 2 buku esai singkat. Ia telah menjadi mahasiswa jurusan fisika di Universitas Hanyang pada usia 3 sampai 6 tahun.
Kim memang tumbuh menjadi anak yang sangat kritis dan seringkali mengajukan pertanyaan-pertanyaan spesifik tentang peristiwa dunia. keajaiban-keajaiban itu membuat banyak orang tidak percaya klaim yang ditulis tentang dia. Maka itu, dia sering diundang ke TV nasional untuk membuktikannya.
Kim juga pernah diundang The National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk belajar bersama para ilmuwan. Menakjubkan lagi, dia menyelesaikan gelar Ph.D pada usia 15 tahun, dengan mendapatkan nilai hampir sempurna dalam setiap mata pelajaran.
Setelah itu, dia mendaftar sebagai karyawan NASA dan melakukan penelitian tingkat atas bersama astrofisikawan. Namun keadaan itu berubah. Sepuluh tahun bergabung dengan NASA, dan setelah mengumpulkan setumpuk penghargaan akademis, dia tiba-tiba berhenti.
Alasan Kim berhenti dari NASA cukup simpel, dia tidak merasa bahagia. Dia dilahirkan dalam masyarakat Asia yang menghargai keunggulan akademis. Namun, ia menjadi ‘sapi perah’ yang dimanfaatkan potensinya sejak awal.
Saat berada di puncak prestasi, dia merasa ingin menjadi orang normal. Hidup selayaknya orang-orang pada umumnya.
Kim lalu kembali ke Korea dan menjadi profesor di sebuah universitas di Korea. Mengajar di sebuah universitas dengan gelar profesor merupakan profesi bergengsi dan sangat kompetitif bagi kebanyakan orang. Namun menurut Kim, itu biasa saja. Dia hanya menjalani hidup dengan caranya sendiri.
(jqf)