LANGIT7.ID - Harvard University yang terletak di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat merupakan salah satu universitas terbaik dan bergengsi di dunia. Tak heran jika universitas ini menjadi idaman para pelajar dari seluruh dunia.
Nah, salah satu alumni Harvard membagikan tips cara masuk ke universitas tersebut. Dia adalah Nadhira Nuraini Afifa, lulusan Harvard University dengan gelar Master of Public Health. Ia sempat menjadi perbincangan publik Indonesia karena berkesempatan menjadi perwakilan wisudawan untuk berpidato dalam wisuda di Harvard. Ia menjadi satu-satunya mahasiswi Indonesia yang berpidato di acara wisuda tahun 2020 di Harvard University.
Dia menjelaskan, kerap para pelajar yang ingin mendaftar di Harvard memandang dokumen menjadi elemen paling penting. Padahal tidak. Dokumen bisa selesai satu-dua bulan. Namun, yang harus dipersiapkan matang-matang adalah story atau cerita apa yang ingin diberikan ke Harvard dan pengalaman yang akan ditulis di CV.
“Makanya saran dari aku, kalau emang kalian udah ada niatan untuk daftar di Harvard, biarpun cuma sedikit, langsung aja kumpulkan pengalaman dari jauh-jauh hari. Ikut lomba-lomba, ikut konferensi, social project, apapun yang bermanfaat yang sesuai jurusan yang akan kalian ambil. Nah, ketika sudah fix mau daftar kalian sudah punya list apa aja yang kalian mau tulis di aplikasi,” kata Nadhira melalui kanal youtube-nya, dikutip Kamis (2/12/2021).
Selain itu, calon pendaftar juga harus menyiapkan biaya yang cukup. Biaya mengurus segala persiapan tidak murah. Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan?
1. Transkrip AkademikSetidaknya ada 3 transkrip akademik yang harus dipersiapkan yaitu asli, legalisir, dan terjemahan legalisir. Namun, calon pendaftar yang ingin mengambil jurusan kedokteran harus menyiapkan dua ijazah, yakni ijazah sarjana kedokteran dan ijazah profesi.
“Kalau aku dulu, lembaga yang mereview ijazah aku lembaga dari Amerika, World Education Service (WES). Ini yang repot, jadi aku harus kirim dokumen yang dilegalisir ini, langsung ke Amerika, jadi aku harus Fedex ke Amerika, dan itu biayanya cukup mahal juga,” tuturnya.
Biaya untuk direview WES ini sekitar $124. Sementara biaya pengiriman berkas melalui jasa Fedex sekitar Rp900 ribu. Proses review WES ini memakan waktu cukup lama, sekitar dua sampai tiga pekan hari kerja.
“Jadi, pastiin sudah kirim jauh jauh hari, supaya nanti bisa direview tepat waktu juga, dan tidak melebihi deadline aplikasinya. Tapi, tidak semua jurusan butuh WES yak, tapi pastiin lagi di website jurusan masing-masing,” katanya.
2. Graduate Record Examinations (GRE)GRE atau Graduate Record Examinations adalah tes verbal, kuantitatif/matematis, dan analitik/rating. Persiapan tes ini juga cukup lama. GRE bisa mengambil tes di daerah Kuningan, Jakarta. Tes ini hanya bisa satu kali dalam satu bulan. Maka harus melakukan tes jauh-jauh hari.
“Supaya nanti kalau nilainya jelek, dan merasa tidak bisa didaftarin di Harvard, kalian bisa tes lagi. Harganya sekitar $205. Tapi biasanya banyak lembaga-lembaga yang ngasih GRE gratis,” ucapnya.
GRE ini harus belajar ekstra. Salah satu komponen paling susah adalah tes verbal, karena kosakata yang digunakan tidak bisa ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Maka harus menghafal kosakata setiap hari.
“Tips dari aku, sering-sering nonton film dengan subtitle Inggris atau baca buku dalam bahasa Inggris. Nanti, kalau ketemu kosakata yang tidak ahu, langsung cari ke kamus, langsung dihafalin,” katanya.
3. Menyiapkan TOEFL IBTMinimum toefl IBT score: 100. Toefl ini juga cuma bisa diambil sebulan satu kali. Jadi, kalau tidak memenuhi syarat, bisa mengulang pada bulan berikutnya. Untuk biaya sekitar $190.
4. Menyiapkan Personal StatementPersonal Statement ini merupakan komponen paling penting. Personal statement ini adalah esai 500 kata yang menjelaskan tentang alasan daftar di Harvard, pengalaman apa saja yang dimiliki, kenapa harus Harvard, hingga output setelah lulus.
“Itu harus mikir dan harus direvisi berulang kali. Pastikan banyak orang baca, supaya bisa ngasih kritik dan saran kepada kalian. Aku saranin, baiknya kalian punya mentor, karena mentor membantu banget. Paling tidak secara emosional kalian merasa ada yang bantuin, dan kalian lebih tenang,” kata Nadhira.
Nadhira memberikan tips agar tidak memasukkan semua penghargaan ke personal statement. Lebih baik memilih satu tema, lalu dijelaskan secara singkat, jelas, dan padat.
“Pastikan kalimat pertama harus harus menarik, karena pihak Harvard membaca ribuan. Kalau ga menarik, bisa saja disingkirkan dan da dibaca. Makanya harus menarik agar pihak Harvard mau membaca sampai selesai,” tuturnya.
5. Surat RekomendasiSurat rekomendasi tidak harus dari menteri. Nadhira menyarankan mengambil surat rekomendasi dari orang-orang yang dikenal dan pernah kerja bareng. Sehingga, surat rekomendasi detail dan tidak dibuat-buat, dan ketika pihak Harvard langsung mengerti saat membaca.
“Untuk kampus aku, mereka minta 3 sampai 5 surat rekomendasi,” tuturnya.
6. Curriculum Vitae atau ResumeUntuk CV/Resume, calon pendaftar harus melihat kampus masing-masing ada format atau tidak. Jadi, CV/resume disesuaikan dengan format mereka. “Kalau mereka mintanya paragraph aktif, ya paragraph aktif, kalau black point, ya kasih black point. Terus jangan pakai foto. Di luar negeri itu mereka tidak mau ada foto, karena mereka tidak mau ada rasis,” ucapnya.
Setelah itu, usahakan sesingkat dan sepadat mungkin. Maksimal 1-2 halaman. Tidak perlu bertele-tele. “Kalau aku dulu, ada nama, alamat, nomor telepon, riwayat sekolah, working experience, organizational experience, publication, dan Achievement,” ucapnya.
(jqf)