LANGIT7.ID, Jakarta - Setiap teks ada konteksnya, baik berbentuk tulisan maupun ucapan. Bagi setiap pembaca, penting untuk memahami konteks dari sebuah informasi yang didapat, agar tidak salah mengambil kesimpulan.
"Apabila kita menerima dan memercayai begitu saja informasi-informasi tersebut, tentu berbahaya. Karena dapat membuat kita termakan hoaks dan terprovokasi untuk melakukan hal-hal negatif, seperti menghujat, berkomentar kasar bahkan bisa berujung kepada tindakan anarkis," kata Dosen Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr Asmawi saat diwawancara
Langit7, Ahad (5/12/2021).
Oleh karena itu, sebaiknya setiap kita dapat menahan diri dan tidak segera berkomentar sebelum mendapatkan informasi secara utuh tentang suatu berita yang didapat. Hal ini penting, karena terkadang berita-berita tersebut sengaja dipotong-potong oleh oknum untuk menimbulkan kemarahan massa.
Baca Juga: Fenomena Masyarakat Digital Tuntut Pendakwah Semakin Inovatif"Prinsip wasatiah itu adalah kecermatan, tidak melakukan judgment sebelum mendapatkan data yang utuh dan informasi yang lengkap," ujarnya.
Asmawi menyampaikan salah satu pokok ajaran Islam adalah wasatiah, yakni bermakna di tengah, tidak ekstrim kiri maupun ekstrim kanan. Ada 10 ciri dari Islam wasatiah di antaranya tidak memberikan penilaian yang berlebihan terhadap informasi yang berkembang di media sosial.
Baca Juga: Surat Al Mulk Ayat 15: Anjuran dan Tuntunan Rekreasi dalam Islam"Kita harus bersikap wasatiah sebagai salah satu pokok ajaran Islam. Wasatiah itu ada 10 cirinya dan yang terkait medsos itu adalah tidak memberikan penilaian yang berlebih-lebihan terhadap info yang berkembang," ujar Asmawi.
Prinsip wasatiah penting terutama dalam bermedia sosial, jangan mudah membagikan atau menyebarluaskan sebuah informasi tanpa diketahui kebenarannya terlebih dahulu. Hendaknya selektif apalagi informasi tersebut berkaitan dengan kepentingan orang banyak.
"Jadi setiap info itu harus dipikir masak-masak, jangan langsung di share atau disebarkan karena belum tentu kebenarannya," kata Asmawi.
Baca Juga: MUI Ajak Ulama dan Mubaligh Berdakwah Lewat Media DigitalNamun bukan berarti harus menyepelekan sebuah berita yang diterima, apalagi berita tersebut ternyata memang sebuah fakta. Prinsipnya, jelas Asnawi adalah selalu bersikaf objektif.
"Prinsip wasatiah artinya kita tidak menelan begitu saja informasi, juga tidak menganggap remeh sebuah informasi yang sesungguhnya benar dan ada faktanya," katanya.
Baca Juga: Awas Hoaks, Begini Cara Verifikasi Berita Sesuai Ilmu Hadist(zhd)