Langit7, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah memukul keras berbagai sektor di Tanah Air. Salah satu yang cukup terdampak yakni perekonomian, terutama usaha kecil masyarakat.
Pukulan itu juga turut dirasakan Nurlela Hasanah, seorang pedagang martabak terang bulan di Pasir Kuripan, Banjarmasin Timur, Kalimantan Selatan. Di mana dagangannya mengalami penurunan penjualan secara drastis.
Baca juga: Pemerintah Genjot Percepatan Ekosistem HalalHal itu juga yang membuat perekonomian keluarganya cukup tersendat. Bahkan sebelum pandemi pun, dia yang berjualan dibantu dengan suaminya itu tak jarang hanya membawa uang Rp50 ribu dari hasil berdagang.
“Dulu saya hanya menerima keuntungan Rp50 ribu per harinya. Karena memang waktu berjualan kami hanya mulai dari pukul 07.00-11.00 WITA,” kisah Nurlela, Senin (20/12).
Tidak mau menyerah akan keadaan, Nurlela bersama suami terus berjuang melawan keadaan. Sampai ketika menemukan program dari Kementerian Agama (Kemenag), yakni KUA Percontohan Ekonomi Umat.
Program ini diluncurkan Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf dan ditujukan untuk 110 keluarga binaan pada 11 KUA Percontohan Ekonomi Umat di Indonesia. Masing-masing keluarga pemilik usaha kecil dan terpilih oleh KUA, diberikan bantuan usaha senilai Rp10 juta rupiah.
“Alhamdulillah, bantuan Kemenag lewat program KUA Percontohan Ekonomi Umat datang memberikan semangat,” ujarnya.
Baca juga: Kemenperin Kembangkan Industri Halal di Lingkungan Pondok PesantrenNurlela turut menjadi salah satu keluarga binaan di KUA Banjarmasin. Bantuan itu kemudian digunakan untuk mengembangkan usahanya.
Selain membuat gerobak kue terang bulan agar lebih layak, dia juga mulai merambah usaha lainnya, yakni dengan menjual perlengkapan ibadah.
“Bantuan itu kami gunakan untuk usaha penjualan alat-alat ibadah seperti sajadah, peci, baju koko, dan pembuatan gerobak untuk jual terang bulan di luar pasar,” ujarnya.
Baca juga: Pertanian Mampu Perkuat Ekonomi UmmatSejak itu, lanjut Nurlela, penjualan kue terang bulannya terus mengalami kenaikan, bahkan sampai empat kali lipat. Artinya, jika sebelumnya Nurlela hanya memperoleh keuntungan Rp50 ribu per hari, kini dia bisa mengantongi laba hingga Rp200 ribu per hari.
Belum lagi, ditambah dengan hasil penjualan perlengkapan ibadah. Di mana dia mampu mendapatkan perolehan uang sebesar rp500 ribu per bulan.
“Alhamdulillah atas nikmat yang saya terima. Semoga usaha saya menjadi berkah dan bisa membantu masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Tarmizi mengaku optimis KUA bisa menjadi sentra pemberdayaan ekonomi umat. Alasannya, kata dia, posisi KUA sangat strategis.
“Letak KUA itu sangat strategis sebab KUA berada di tengah masyarakat. KUA tahu betul di mana kantung-kantung dhuafa dan siapa yang punya potensi muzaki,” ujarnya.
Baca juga: Auto Cuan, Ini Dia Daftar Produk yang Bakal Banyak Dicari Akhir Tahun 2021Dia berharap, bantuan afirmasi yang diberikan oleh Kemenag dapat mendorong pertumbuhan ekonomi umat.
Adapun 11 KUA percontohan ekonomi umat, yakni KUA Matangkuli, Aceh Utara; KUA Gunung Toar, Riau; KUA Sematang Boang, Sumatera Selatan; KUA Gunung Sugih, Lampung; KUA Duren Sawit, Jakarta; KUA Ciawigebang, Jawa Barat; KUA Sidoarjo, Jawa Timur; KUA Banjarnegara, Jawa Tengah, KUA Sewon, Yogyakarta; KUA Banjarmasin, Kalimantan Selatan; dan KUA Biringkanaya, Sulawesi Selatan.
(zul)