LANGIT7.ID, Jakarta - Akidah merupakan jantung dari keimanan setiap muslim. Para nabi dan rasul selalu menjadikan penguatan akidah umat prioritas utama dalam berdakwah. Rasulullah SAW pun mengajak orang-orang bertauhid dan memperbaiki akidah selama 13 tahun di Mekkah.
Di era modern saat ini, akidah sangat rentan tercemar oleh syirik. Pendiri Al-Fahmu Institute, Ustadz Fahmi Salim, mengatakan, penguatan akidah menjadi keharusan untuk saat ini. Ada banyak paham syirik modern yang tersebar di tengah umat. Namun sangat disayangkan, kesyirikan macam ini seolah menjadi kewajaran, seperti fenomena
spirit doll.
Tidak bisa diragukan lagi,
spirit doll termasuk dalam syirik modern. Boneka arwah itu dianggap mampu mendatangkan ketenangan hingga memudahkan rezeki. Keyakinan semacam ini sudah pasti mencederai akidah seseorang.
Dalam Surah Al-Kahfi ayat 110, Allah Ta'ala mengingatkan setiap muslim untuk memurnikan keyakinan hanya kepada Allah. Sebab, keyakinan yang kokoh atau akidah kuat menjadi syarat sebuah amal diterima di sisi-Nya.
"Maka barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan dalam beribadah kepada Tuhannya sesuatu pun." (QS Al-Kahfi: 110).
Fenomena
spirit doll merupakan imbas dari runtuhnya simpul-simpul rukun iman, terutama iman kepada Allah dan hari akhir.
"Kita harus memperkuat akidah, terutama menanamkan akidah tentang perjumpaan hamba dengan rabb-nya, optimis dalam kehidupan dan senantiasa berdzikir kepada Allah. Itu yang akan menjadi benteng bagi kita untuk tidak masuk unsur-unsur kemusyrikan itu," kata Fahmi Salim dalam kajian Minhaj MIUMI, Kamis malam (7/1/2022).
Alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini menegaskan, fenomena
spirit doll itu sangat memprihatinkan. Sebab Al-Qur'an telah mengajarkan cara-cara untuk bahagia dan mendapatkan ketenangan jiwa. Ketentraman jiwa tidak bisa didapatkan dengan kesyirikan.
"Fenomena
spirit doll sangat memprihatinkan. Masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan ketenangan batin, jiwa, bisa menyantuni fakir miskin, memelihara anak yatim, mengadakan majelis dzikir, banyak bershalawat, memperkuat iman untuk melahirkan amal shaleh," ucapnya.
(jqf)