Baznas menargetkan peningkatan pengumpulan zakat menjadi Rp 41 triliun hingga akhir 2024, didukung penuh oleh Presiden Jokowi. Dengan potensi zakat nasional mencapai Rp 300 triliun, fokus diarahkan pada inovasi digital dan peningkatan kepercayaan publik. Sebagai negara termurah hati di dunia, Indonesia optimis dapat memaksimalkan zakat untuk kesejahteraan umat dan pembangunan nasional dalam waktu singkat tersisa tahun ini.
Yayasan Sabilillah Malang membangun dan meningkatkan kesadaran ekonomi dan potensi zakat di Jawa Timur dengan menggandeng Baznas RI menyelenggarakan Pengajian Eksekutif
Direktur Penghimpunan dan Kemitraan LMI, Ozi Riyanto mengungkapkan nilai dari pengumpulan zakat masih relatif rendah jika dibandingkan potensi yang ada.
Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun pertahun. Angka ini hampir menyamai anggaran pemerintah untuk perlindungan sosial 2022 yakni Rp431,5 triliun.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI, Prof KH Kamaruddin Amin, memaparkan, potensi zakat di Indonesia sebenarnya mencapai Rp400 triliiun
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Sasmito Madrim mengatakan zakat erat kaitannya dengan kepercayaan publik, dan publik memiliki tanggung jawab yang sama terutama dalam pengawasan.
Rektor Institut Tazkia Bogor, Murniati Mukhlisin menilai, lembaga zakat memiliki peranan menghadapi resesi 2023. Caranya mengubah fokus penyaluran bantuan.
Saidah melanjutkan, untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota, Baznas akan mengembangkan dan menguatkan aspek kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan dakwah advokasi.
Menurut Achmad, zakat merupakan sumber kekayaan peradaban yang dimiliki masyarakat Indonesia. Terlebih, masyarakat Indonesia dikenal sebagai orang terbaik dalam mendonasikan sesuatu.
Ada cara bagi Rumah Zakat mengedukasi masyarakat agar mau menyisihkan hartanya di jalan Allah SWT. Hal ini dimaksimalkan karena potensi zakat sangat besar.