Thayeb M Gobel diakui sebagai tokoh yang berhasil menerapkan Pancasila dalam bisnis. Lewat buku Praksis Pancasila, pemikir kenamaan Yudi Latif mengapresiasi kiprah pendiri Panasonic Gobel ini sebagai pengusaha nasionalis yang memadukan teknologi dan nilai-nilai Pancasila untuk kemakmuran bersama.
Cendekiawan Yudi Latif, menilai Pancasila merupakan jelmaan Piagam Madinah dalam konteks multikultural. Selain itu, Pancasila juga memuat enam inti moral publik.
Cendekiawan, Yudi Latif, meminta masyarakat Indonesia banyak bersyukur karena dianugerahi sumber daya alam yang sangat kaya raya. Ada banyak keistimewaan yang bisa didapati di negara kepulauan ini, di antaranya kekayaan flora dan fauna.
Cendekiawan, Yudi Latif, menilai silaturahmi menjadi syarat menciptakan kerukunan di tengah kemajemukan dan keragaman di Indonesia. Terlebih kebutuhan dalam merawat kemajemukan itu semakin mendesak akibat dampak globalisasi.
Cendekiawan Yudi Latif, menilai, kebangkitan dan kejatuhan suatu peradaban atau bangsa, dipengaruhi dua faktor penting yakni faktor determinan yang terwariskan dan faktor determinan modal manusia. Ini bisa dilihat dari sejarah perkembangan peradaban masa lalu.
Yudi mengatakan jangan mengabadikan sesuatu yang takkan dibawa mati. Justru yang membuat manusia tetap hidup dan menghidupkan sampai mati hanyalah warisan ilmu, amal kebajikan serta keturanan saleh.
Menurut Yudi Latif, agama memainkan peran penting dalam keberlanjutan ekonomi. Agama adalah penuntun moral guna mewujudkan ekonomi etis atau ekonomi manusiawi.
Berlatar keindahan Kabupaten Agam, Sumatera Barat tahun 1992, film garapan Guntur Soeharjanto ini difokuskan pada kisah seorang anak bernama Alif Fikri (Arbani Yasiz).
Cendikiawan, Yudi Latif menilai, orang-orang baik harus menjadi teladan di ruang publik. Kehidupan mereka perlu dikisahkan, sehingga menjadi inspirasi.