Konflik Israel-Hamas semakin rumit dengan Netanyahu menolak gencatan senjata dan Hamas meminta tekanan AS. Krisis kemanusiaan di Gaza memburuk, termasuk munculnya kasus polio. Upaya perdamaian terhambat, sementara operasi militer Israel di Tepi Barat meningkat. Nasib sandera masih tidak pasti, menambah tekanan pada Netanyahu. Situasi ini memerlukan solusi diplomatik segera untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mengurangi penderitaan warga sipil.
Upaya AS menyusun proposal gencatan senjata baru di Gaza mencapai titik kritis. Kehadiran Israel di koridor Philadelphi dan pertukaran sandera menjadi kendala utama. Meski sebagian besar kesepakatan tercapai, waktu semakin menipis. Negosiasi intensif melibatkan pejabat tinggi AS, Israel, dan Hamas. Krisis kemanusiaan di Gaza mempersulit situasi, membuat mediator berusaha keras mencapai terobosan diplomatik.
Konflik Gaza semakin rumit dengan penolakan Hamas terhadap usulan gencatan senjata baru. Mereka menuntut Israel menerima proposal AS yang telah disetujui sebelumnya. Sikap keras Netanyahu yang menolak menarik pasukan dari koridor Philadelphi dianggap sebagai penghalang perdamaian. Situasi ini mempersulit upaya diplomasi dan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Keputusan Inggris untuk menangguhkan sebagian ekspor senjata ke Israel di bawah pemerintahan Keir Starmer didasari oleh pertimbangan hukum, bukan politik. Meski mendapat protes dari Israel dan reaksi dari Amerika Serikat, Starmer menegaskan bahwa Inggris tetap mendukung hak Israel untuk membela diri, tetapi dengan komitmen pada hukum internasional.
Konflik Gaza-Israel semakin memanas dengan Menteri Itamar Ben Gvir menolak gencatan senjata dan mendesak penghentian negosiasi dengan Hamas. Dengan meningkatnya korban jiwa, ketegangan di internal Israel terus menguat, sementara dunia internasional menunggu langkah selanjutnya dari Netanyahu terkait strategi di Gaza.
Kritik tajam Presiden Biden terhadap Perdana Menteri Netanyahu mencerminkan ketegangan tinggi terkait pembebasan sandera di Gaza. Upaya Amerika Serikat dalam mengamankan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera menghadapi banyak tantangan, dengan negosiasi yang berlarut-larut dan tekanan domestik yang semakin meningkat.
Pemogokan besar-besaran dan protes jalanan di Israel menyoroti ketegangan mendalam terkait strategi pemerintah dalam pembebasan sandera dari Gaza. Dengan tuntutan gencatan senjata dan tekanan kuat pada Netanyahu, masa depan negosiasi dengan Hamas masih penuh ketidakpastian.
Protes besar-besaran terjadi di Israel setelah enam sandera tewas di Gaza, memicu kemarahan publik. Netanyahu didesak untuk mengakhiri perang yang berlangsung hampir 11 bulan dan mencapai kesepakatan gencatan senjata. Situasi semakin memanas dengan seruan pemogokan umum dan meningkatnya ketegangan di seluruh Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan tekadnya untuk membalas dendam kepada Hamas setelah enam jasad sandera ditemukan di terowongan Gaza. Meskipun Hamas menuduh Israel atas kematian mereka, militer Israel membantah, menegaskan bahwa para sandera dibunuh oleh Hamas. Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus memerangi Hamas di semua front.
Ketegangan di Yerusalem kembali memanas setelah Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, menyerukan doa Yahudi di Masjid Al-Aqsa. Pernyataan kontroversial ini bertentangan dengan status quo dan kebijakan resmi pemerintah Netanyahu. Kritik datang dari berbagai pihak, termasuk Palestina dan Yordania, yang memperingatkan potensi eskalasi konflik di tengah upaya gencatan senjata di Gaza.
Langkah diplomasi Biden membuahkan hasil. Netanyahu setuju tarik sebagian pasukan dari perbatasan Gaza-Mesir. Ini buka jalan gencatan senjata dan lanjutkan pembicaraan damai. Meski masih terbatas, kesediaan Israel ini beri harapan baru. Dunia pantau perkembangan situasi. Upaya perdamaian di Timur Tengah terus berlanjut dengan AS sebagai mediator aktif.
Pejabat senior AS mengkritik pernyataan 'maksimalis' Perdana Menteri Israel Netanyahu soal kendali perbatasan Gaza-Mesir. Dianggap tidak konstruktif untuk mencapai gencatan senjata dengan Hamas. AS menekankan perlunya fleksibilitas agar proses diplomatik bisa maju pekan ini.
Serangan rudal di Dataran Tinggi Golan menewaskan 12 remaja Druze, mengejutkan komunitas yang merasa aman selama konflik Israel-Hizbullah. Israel menuduh Hizbullah, yang membantah tuduhan tersebut. Posisi unik Druze di kawasan ini terungkap, dengan berbagai pihak mengklaim insiden untuk kepentingan politik masing-masing. Komunitas Druze menyerukan perdamaian di tengah ketegangan yang meningkat.