Arab Saudi dan Prancis gelar konferensi PBB demi pengakuan Palestina. Inggris tertekan, Israel mengecam, AS mundur. Apakah solusi dua negara bisa hidup kembali?
Akhirnya gencatan senjata antara Hamas dengan Israel tercapai. Kepastian ini disampaikan secara terpisah oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Qatar,
Kesepakatan damai Israel-Hamas akhirnya tercapai setelah 15 bulan konflik Gaza. Mulai dari gencatan senjata, pembebasan 33 sandera, hingga rekonstruksi wilayah. Simak perkembangan terbaru proses perdamaian Timur Tengah yang ditengahi AS ini.
Konflik Timur Tengah kembali memanas dengan ledakan misterius di Lebanon yang menewaskan 37 orang. PM Spanyol Pedro Sanchez dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan de-eskalasi dan perdamaian. Spanyol baru-baru ini mengakui Palestina sebagai negara, menambah dimensi baru dalam dinamika kawasan. Dunia internasional diminta turun tangan menghadapi eskalasi yang mengkhawatirkan ini.
Insiden penembakan aktivis AS-Turki oleh tentara Israel di Tepi Barat telah memicu kecaman internasional dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Peristiwa ini menyoroti kekerasan yang terus terjadi terhadap warga Palestina dan para aktivis yang memprotes ekspansi pemukiman ilegal Israel. Dunia internasional mendesak penyelidikan menyeluruh dan akuntabilitas atas tragedi ini, serta solusi damai untuk konflik Israel-Palestina yang berkepanjangan.
Keputusan Inggris membatasi ekspor senjata ke Israel mencerminkan kekhawatiran global terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Beberapa negara Eropa dan Jepang telah mengambil langkah serupa, namun AS dan Jerman masih menjadi pemasok utama. Situasi ini menunjukkan kompleksitas hubungan internasional dan dilema etis dalam industri persenjataan.
Malaysia dan Selandia Baru bersatu dalam menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan solusi dua negara untuk Israel-Palestina. Meski prospek perdamaian terlihat suram, Anwar Ibrahim menekankan pentingnya tekanan dari Amerika Serikat untuk menghentikan konflik. Selandia Baru juga meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Malaysia untuk memperkuat stabilitas di kawasan.
Ketegangan di Timur Tengah memuncak seiring kunjungan mendadak Jenderal AS tertinggi. Ancaman Iran terhadap Israel menjadi fokus utama, sementara upaya gencatan senjata di Gaza terus diusahakan. AS memperkuat kehadiran militernya di kawasan, menunjukkan keseriusan dalam mencegah konflik yang lebih luas dan melindungi kepentingannya di wilayah yang bergejolak ini.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, memicu kontroversi dengan mendorong izin ibadah Yahudi di Masjid Al-Aqsa. PM Netanyahu membantah perubahan aturan, menegaskan tidak ada kebijakan pribadi menteri di situs suci tersebut. Tindakan ini memperlihatkan perpecahan dalam pemerintahan koalisi dan meningkatkan ketegangan di kawasan yang sudah sensitif.
Iran bertekad membalas pembunuhan pemimpin Hamas di Tehran dengan tindakan 'sah dan tegas' terhadap Israel. Menlu sementara Ali Bagheri-Kani menegaskan respons akan sejalan dengan hukum internasional dan Piagam PBB. Pernyataan ini menambah serangkaian ancaman pembalasan dari pejabat Iran. Ismail Haniyeh tewas dalam serangan saat menghadiri pelantikan presiden Iran. Israel belum mengakui keterlibatannya.
Menlu AS Antony Blinken menegaskan pentingnya de-eskalasi konflik di Timur Tengah. Ia memperingatkan Iran dan Israel untuk tidak memperburuk situasi, menekankan komitmen AS terhadap keamanan Israel sambil mendorong upaya perdamaian. Blinken menyoroti risiko eskalasi yang tak terkendali dan pentingnya keputusan bijak untuk meredakan ketegangan di kawasan.
AS menegaskan kembali dukungan untuk solusi dua negara setelah Israel menentangnya. Parlemen Israel memilih menolak pembentukan negara Palestina. Juru bicara AS menyatakan keyakinan kuat pada solusi dua negara. Voting Israel dikritik komunitas internasional. Perdana Menteri Netanyahu akan mengunjungi Washington. AS dan Israel berbeda pendapat tentang kenegaraan Palestina.