Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan dukungan penuh kepada Lebanon di bawah kepemimpinan presiden baru Joseph Aoun. Pernyataan ini menegaskan keyakinan Palestina bahwa Lebanon mampu bangkit dari dampak konflik dengan Israel dan mencapai kemajuan. Dukungan ini menunjukkan solidaritas antara kedua negara dalam menghadapi tantangan regional.
Ketegangan Israel-Lebanon kembali memanas setelah Netanyahu mengancam perang besar-besaran jika Hezbollah melanggar gencatan senjata. Meski kesepakatan damai telah dicapai dengan mediasi AS dan Prancis, situasi masih rapuh dengan adanya laporan serangan terhadap fasilitas senjata di Lebanon selatan. Penarikan pasukan Israel akan dilakukan bertahap selama 60 hari untuk mencegah kekosongan kekuatan yang bisa dimanfaatkan Hezbollah.
Meskipun telah tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah yang dimediasi AS dan Prancis, kelompok militan Lebanon ini menegaskan akan terus melakukan perlawanan dan mendukung pejuang Palestina. Hezbollah tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan serangan Israel, sambil memantau proses penarikan pasukan Israel dari wilayah Lebanon selatan yang dijadwalkan selesai dalam 60 hari.
Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan ke tiga titik perbatasan Lebanon-Suriah. Serangan ini menewaskan dan melukai puluhan warga sipil, tepat sebelum gencatan senjata yang diumumkan Presiden Biden berlaku. Insiden ini semakin memperkeruh hubungan Israel dengan kelompok Hezbollah dan menambah kompleksitas konflik yang melibatkan Iran di kawasan tersebut. AS juga terlibat dengan melancarkan serangan balasan ke fasilitas milisi pro-Iran di Suriah.
Konflik Israel-Hezbollah memasuki fase baru dengan serangan drone ke Tel Aviv sebagai balasan atas operasi militer Israel di Beirut. Hezbollah mengklaim telah menyerang instalasi militer vital, sementara Israel berhasil mencegat tiga proyektil. Situasi ini menunjukkan peningkatan ketegangan signifikan di kawasan, tepat saat kesepakatan gencatan senjata diumumkan.
Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Lebanon melancarkan serangan roket ke Israel, menghantam wilayah Tel Aviv dan Israel utara. Serangan ini merupakan eskalasi dari konflik yang telah berlangsung hampir setahun, dimana Hezbollah mendukung Hamas. Israel merespons dengan meningkatkan serangan udara dan mengerahkan pasukan darat ke Lebanon selatan, menandakan potensi konflik yang lebih besar di kawasan tersebut.
Kondisi kehidupan yang sangat buruk di Suriah memaksa sebagian pengungsi Lebanon untuk kembali ke negaranya meskipun masih dalam situasi perang. PBB mencatat sekitar 50 keluarga per hari memilih pulang karena merasa lebih baik menghadapi resiko perang daripada hidup dalam kemiskinan ekstrem di Suriah. Situasi ini semakin diperparah dengan berkurangnya bantuan internasional dan serangan Israel yang menghambat jalur pengungsian.
Serangan roket terhadap markas UNIFIL di Lebanon telah melukai empat tentara Italia, memicu ketegangan diplomatik antara Italia dan Lebanon. Perdana Menteri Meloni dan pejabat tinggi Italia mengecam keras serangan ini, sementara bukti awal mengarah pada keterlibatan Hezbollah. Insiden ini menyoroti risiko yang dihadapi pasukan perdamaian PBB di wilayah konflik dan pentingnya menjaga keamanan personel internasional.
Konflik Israel-Lebanon kembali memanas dengan serangan udara Israel yang menewaskan 52 warga Lebanon, termasuk warga sipil dan anak-anak. Hezbollah membalas dengan serangan rudal terdalam ke Israel dalam setahun terakhir. Situasi semakin tegang setelah Israel mengirim pasukan darat ke Lebanon selatan. Korban terus berjatuhan di kedua sisi, sementara upaya mediasi AS belum membuahkan hasil.
Konflik Israel-Lebanon kembali memanas setelah enam tentara Israel tewas dalam penyergapan Hezbollah. Insiden ini menambah daftar korban jiwa yang terus bertambah sejak Oktober 2024. Meski kemampuan Hezbollah dilaporkan menurun, kelompok ini masih memiliki kekuatan signifikan di perbatasan dan mampu melancarkan serangan. Situasi ini semakin memperkeruh ketegangan di Timur Tengah yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Konflik Israel-Hezbollah kembali memanas setelah kelompok militan Lebanon melancarkan serangan drone ke markas militer Israel di Tel Aviv. Serangan ini merupakan bagian dari rangkaian konflik yang telah menewaskan ribuan orang sejak tahun lalu. Meski Israel mengklaim berhasil menangkis sebagian serangan, ketegangan di kawasan terus meningkat dengan pertukaran serangan yang intens dari kedua pihak.
Ketegangan antara Israel dan Hezbollah memasuki babak baru dengan munculnya isu proposal gencatan senjata. Meski Israel mengklaim ada kemajuan dalam pembicaraan damai, Hezbollah membantah telah menerima proposal resmi. Situasi ini menunjukkan kompleksitas proses perdamaian di kawasan, dimana kedua pihak masih menunjukkan sikap berbeda dalam menanggapi upaya negosiasi yang difasilitasi Amerika Serikat.
Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah serangan Israel di Suriah menewaskan komandan Hezbollah dan delapan orang lainnya. Iran dengan keras mengecam aksi tersebut dan menuntut sanksi internasional terhadap Israel, termasuk embargo senjata dan pengusiran dari PBB. Insiden ini menambah kompleksitas konflik kawasan yang telah memanas sejak perang Gaza Oktober lalu.