Trauma yang dialami warga Lebanon akibat konflik berkepanjangan dan bencana besar terus menghantui kehidupan sehari-hari mereka. Banyak yang berjuang untuk menemukan ketenangan dan stabilitas, sementara ancaman baru terus muncul. Trauma ini berdampak serius pada kesehatan mental, menciptakan siklus ketidakpastian dan kecemasan yang sulit dihentikan. Untuk bisa pulih, mereka butuh keadilan dan stabilitas yang sayangnya masih belum jelas kapan bisa tercapai.
Serangan balasan Israel terhadap target Hizbullah di Lebanon mengindikasikan eskalasi konflik yang semakin memanas. Meskipun tidak ada korban jiwa, puluhan roket dari Lebanon yang memicu serangan ini menunjukkan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, mengancam stabilitas regional dan meningkatkan risiko konfrontasi lebih besar.
Penjualan Coca-Cola dan PepsiCo di negara-negara Muslim menghadapi tantangan besar akibat boikot konsumen yang terkait dengan konflik di Gaza. Merek lokal seperti V7 dan Cola Next mengalami lonjakan popularitas, sementara banyak konsumen memilih soda lokal sebagai bentuk protes politik. Ke depan, Coca-Cola dan PepsiCo perlu strategi baru untuk bertahan di pasar ini.
Penembakan di Tepi Barat pada hari Minggu menewaskan tiga anggota kepolisian Israel dan menyebabkan militer Israel menewaskan tersangka pelaku. Kejadian ini menambah eskalasi kekerasan di wilayah tersebut, di tengah operasi militer Israel yang sedang berlangsung sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Di tengah konflik berkepanjangan, Gaza menghadapi ancaman serius dari wabah polio. Kampanye vaksinasi yang baru dimulai memberikan harapan di tengah krisis kemanusiaan. Namun, tantangan besar masih menghadang, mulai dari kerusakan infrastruktur hingga kekhawatiran masyarakat. Upaya bersama pihak lokal dan internasional menjadi kunci keberhasilan program ini, yang bertujuan melindungi generasi muda Gaza dari ancaman penyakit yang dapat melumpuhkan.
Krisis pangan di Gaza mencapai titik kritis akibat konflik berkepanjangan dengan Israel. Harga makanan melonjak hingga 400%, membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Kelangkaan pasokan dan keterbatasan akses bantuan kemanusiaan memperparah situasi. Lebih dari 495.000 orang terancam kelaparan parah. Ekonomi Gaza terpuruk, membutuhkan waktu puluhan tahun untuk pulih. Kisah pilu warga yang tidur kelaparan menggambarkan penderitaan sehari-hari di tengah krisis.