Keputusan Jerman menghentikan ekspor senjata ke Israel menunjukkan perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri negara tersebut. Langkah ini mencerminkan kekhawatiran global terhadap krisis kemanusiaan di Gaza dan tekanan hukum yang dihadapi pemerintah Jerman. Meskipun demikian, keputusan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan hubungan Jerman-Israel dan implikasinya terhadap dinamika geopolitik di Timur Tengah.
Keputusan Inggris membatasi ekspor senjata ke Israel mencerminkan kekhawatiran global terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Beberapa negara Eropa dan Jepang telah mengambil langkah serupa, namun AS dan Jerman masih menjadi pemasok utama. Situasi ini menunjukkan kompleksitas hubungan internasional dan dilema etis dalam industri persenjataan.
Keputusan Inggris untuk menangguhkan sebagian ekspor senjata ke Israel di bawah pemerintahan Keir Starmer didasari oleh pertimbangan hukum, bukan politik. Meski mendapat protes dari Israel dan reaksi dari Amerika Serikat, Starmer menegaskan bahwa Inggris tetap mendukung hak Israel untuk membela diri, tetapi dengan komitmen pada hukum internasional.
Keputusan Inggris untuk menangguhkan 30 lisensi ekspor senjata ke Israel memicu reaksi keras dari pemerintah Israel. Langkah ini diambil untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum internasional di tengah konflik Israel-Hamas, meskipun Inggris tetap mendukung hak Israel untuk membela diri. Reaksi Israel menyatakan kekhawatiran bahwa keputusan ini mengirimkan pesan yang salah ke Hamas dan Iran.