Generasi muda seringkali menghadapi tantangan untuk mengelola dan mencapai tujuan keuangan mereka. Beberapa tantangan yang dihadapi di antaranya menyeimbangkan
AgenBRILink, terobosan BRI dalam inklusi keuangan, kini capai 1 juta agen. Kisah sukses Kursumawati, agen wanita di Medan, jadi inspirasi. Dengan transaksi finansial 645 juta kali dan volume Rp800 triliun, AgenBRILink buka akses perbankan hingga pelosok. BRI terus dukung pemberdayaan wanita lewat program penghargaan menarik bagi agen berprestasi.
BCA Syariah memperkuat inklusi keuangan lewat program inovatif. Pemberdayaan DKM masjid fokus tingkatkan literasi keuangan pengurus sepuh via pelatihan manajemen dan aplikasi sederhana. Sementara Wepreneur berdayakan 40 wanita, berdampak pada 1500 UMKM. Kisah sukses termasuk ibu rumah tangga jadi wirausaha, membuka lapangan kerja baru. Edukasi keuangan akar rumput jadi prioritas.
Ekonomi syariah Indonesia menunjukkan perkembangan pesat, ditandai prestasi global dan pertumbuhan signifikan sektor keuangan syariah. Peningkatan ekspor produk halal dan dominasi dalam industri halal global memperkuat posisi Indonesia. Tantangan literasi dan inklusi masih ada, namun kolaborasi antar pemangku kepentingan dan inisiatif pemerintah diharapkan mendorong pertumbuhan berkelanjutan, menjadikan Indonesia pusat ekonomi syariah dunia.
MUI meluncurkan program revolusioner untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah di kalangan pemimpin ormas Islam. Melalui pelatihan intensif yang mencakup fikih muamalah hingga pasar modal, inisiatif ini bertujuan menyiapkan tokoh agama menghadapi tantangan ekonomi digital. Kolaborasi dengan BPKH dan Baznas memperkuat upaya menciptakan ahli ekonomi syariah yang mampu memberi solusi praktis bagi permasalahan keuangan umat.
Lady Nathalia, CFP Founder Vibrant, menekankan pentingnya perencanaan sebelum berinvestasi, termasuk menentukan tujuan, mengenali profil risiko, dan memilih instrumen yang sesuai. Persiapan dana pensiun dini dan literasi keuangan juga ditekankan untuk memperkuat fondasi keuangan generasi muda.
Sebuah fakta mengejutkan menyatakan bahwa 69% generasi milenial tidak memiliki strategi investasi. Lebih mengkhawatirkan lagi, 85% generasi muda dinyatakan kurang sehat secara finansial. Kondisi ini memicu peningkatan pinjaman online di kalangan usia produktif, dengan total mencapai Rp126 triliun.
Menurut Gus Muhaimin, literasi finansial mutlak diperlukan agar mahasiswa tak mudah terpengaruh tawaran pinjol, baik berkedok investasi maupun lainnya.
Sepanjang tahun 2021, pertumbuhan investasi di pasar mengalami lonjakan mencapai angka 7,5 juta. Ini setara dengan kenaikan 93 persen dibandingkan dengan tahun 2020.
Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda mengatakan ada tiga faktor yang cukup krusial dalam fenomena investasi bodong ini.