Istilah menstruasi dalam literatur Islam disebut haid. Dalam al-Qur'an hanya disebutkan empat kali dalam dua ayat sekali dalam bentuk fi'l mudlari/present and future (yahidl) dan tiga kali dalam bentuk ism mashdar (al-mahidl).
Banyak mitos seputar menstruasi pada wanita, salah satunya adalah mengenai boleh atau tidaknya berenang saat haid. Saat menstruasi umumnya wanita khawatir
Haid dan janabah merupakan hadats besar. Hadats ini menyebabkan seseorang tidak boleh melakukan shalat yang diwajibkan kepada setiap muslim sampai menyucikan diri
Pandangan mayoritas ulama menyatakan wanita yang sedang haid tidak boleh membaca Al-Qur'an karena dianggap dalam keadaan yang tidak suci. Ini mirip dengan larangan bagi laki-laki
Puasa merupakan ibadah yang sangat ditekankan dalam agama Islam. Namun, terkadang banyak perempuan mengalami haid pada Ramadan sehingga tidak bisa menjalankan
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca Al Quran bagi wanita yang sedang haid. Namun, sebagian besar ulama sepakat bahwa memegang mushaf saat dalam kondisi tidak suci harus dihindari.
Meskipun sedang dalam kondisi haid, para wanita tetap bisa beramal untuk mendapatkan keberkahan Ramadhan. Terlebih, bulan penuh berkah ini hanya datang satu kali dalam setahun.
Meski diberi kemudahan waktu membayar puasa, namun masih ada saja yang belum mengqadha puasa, baik karena halangan atau lalai. Sehingga qadha puasanya terus tertunda hingga datang Ramadhan berikutnya.
Menurut CEO dan Founder Santri Motivator School Ustaz Asroni Al Paroya, bagi seorang muslim cara yang tepat untuk menenangkan diri adalah dengan Dzikir, sebab itu merupakan media komunikasi antara hamba dengan Rabbnya.
Ada 3 ibadah yang masih bisa dilakukan muslimah meski sedang menstruasi. Momen datang bulan tak selalu menjadi halangan untuk mendekatkan diri ke Allah SWT.
Nah, untuk membuat siklus haid Anda kembali normal atau memperlancarnya, bisa mengikuti cara yang dianjurkan dokter Saddam Ismail dengan menggunakan bahan-bahan alami.