Kisah Mushab bin Umair sangat menarik Para muarrikh dan ahli riwayat melukiskan semangat kepemudaannya dengan kalimat: Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum.
Khalifah itu sempat dianggap gila atau setidak-tidaknya lupa ingatan. Kala itu, orang sampai menduga-duga, itu akibat dosa-dosa Umar yang bertumpuk semasa muda.
Umat Islam mengenalnya dengan nama Abu Bakar As-Shiddiq dan sedikit yang tahu nama aslinya. Muhammad Husain Haekal menyebut nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Quhafah
Seorang mufasir tidak dapat mengabaikan hadis-hadis Rasulullah dan pendapat sahabat. Penafsiran yang paling ideal adalah tafsir bi alma'tsur, yakni yang berlandaskan ayat, hadis, dan pendapat sahabat dalam menafsirkan Al-Quran.
Pada saat perang Uhud terjadi Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang ingin melihat orang berjalan di muka bumi sesudah mengalami kematiannya, lihatlah Thalhah!
Nyala sengketa politik antara Muawiyah dengan Ali bin Abi Thalib tak pernah padam. Meski begitu, Muawiyah yang akhirnya menjadi pemenang dalam sengketa itu tak bisa menahan air matanya ketika mendengar puja puji tentang kebaikan Ali bin Abi Thalib.
Umar berkata, Jika Allah memberikan saya kesempatan, saya akan berusaha membuat para janda penduduk Irak tidak memerlukan seseorang untuk membantu mereka, setelahku! Belum lagi lewat empat hari setelah ucapannya, Umar kemudian terbunuh.
Ketika dia sedang khusyu membaca Al-Qur'an, datanglah lelaki dari perempuan yang telah ditawan. Saat dia melihatnya sedang salat, tahulah dia bahwa dia adalah penjaga pasukan.
Ketika mereka telah sepakat untuk membunuhnya, Khubaib berkata kepada mereka, Berikanlah kesempatan kepadaku untuk sholat dua rakaat. Mendapati permintaan itu, mereka memberikan kesempatan kepada Khubaib untuk sholat.
Khalifah Umar bin Khattab terkenal tegas dalam menindak pejabat yang korup. Tak sedikit sahabat Nabi Muhammad SAW , yang diangkat menjadi gubernur di era Umar, karena diduga korupsi dipecat dan hartanya disita negara.
Sesampainya di sana, dia berziarah di makam Nabi Muhammad SAW. Di Kota Madinah yang penuh kenangan bersama Rasulullah SAW, Bilal menangis tersedu menumpahkan rasa rindu.
Bilal tak sanggup lagi meneruskan Azannya tatkala sampai pada kalimah Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Tangisnya pecah. Luapan rindu kepada Nabi Muhammad SAW begitu meluap.
Ummu Salah berkisah: Saat itu aku sedang menyamak kulit. Kucuci tanganku dan kuizinkan beliau masuk. Aku pun membentangkan alas duduk dari kulit yang berisi serat. Beliau pun duduk di atasnya dan meminangku untuk dirinya.