Untuk menjelaskan peristiwa Isra dan Mikraj bisa menggunakan Teori Relativitas Umum. Berarti mengisyaratkan adanya ruang dengan dimensi tinggi, immaterial atau gaib di sekitar kita
Kisah Abu Bakar membenarkan Isra Mikraj menjadi momen bersejarah dalam Islam. Saat banyak orang meragukan perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Baitul Maqdis dalam semalam, Abu Bakar justru membuktikan kesetiaannya tanpa ragu, sehingga mendapat gelar ash-Shiddiq langsung dari Rasulullah.
Peristiwa Isra Miraj menyimpan kisah haru pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Musa di langit keenam. Air mata Nabi Musa mengalir bukan karena iri, melainkan sedih melihat sedikitnya umatnya yang masuk surga dibanding umat Nabi Muhammad.
Isra Mikraj Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dilukiskan dengan indah oleh sejarawan Prancis, Emile Dermenghem. Perjalanan suci bertemu para nabi dan malaikat di tujuh lapis langit ini menghasilkan perintah salat lima waktu bagi umat Islam.
Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa menunjukkan kuasa Allah melampaui ruang waktu. Prof Quraish Shihab menguraikan dalam bukunya bahwa peristiwa ini membawa hikmah shalat 5 waktu dan pembangunan rohani umat manusia menuju insan kamil.
Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dalam karyanya al-Ishbah fi Tamyzis Shahbah), sahabat Nabi merupakan orang-orang yang berjumpa langsung dengan Nabi Muhammad saw
Peringatan Maulid Nabi di Cikarang Barat menjadi momen penuh makna. KH Muhammad Mustofa Aqiel Siroj mengajak umat mencintai Nabi Muhammad lebih dalam. Beliau menekankan keistimewaan Nabi sebagai makhluk termulia, mengisahkan kecintaan para sahabat, dan menjelaskan pentingnya mengikuti sunah Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Acara dihadiri jamaah dari berbagai wilayah.
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan perbedaan mukjizat Nabi Muhammad dan nabi-nabi sebelumnya
Kesederhanaan hidup Nabi Muhammad Saw merupakan salah satu ciri yang paling mencolok dari kepribadian beliau. Misinya di dunia ini sama sekali tidak didorong oleh kepentingan pribadi
Rasulullah Muhammad SAW disebutkan dalam beberapa riwayat pernah mengalami sakit hanya dua kali selama masa hidup sampai akhir hayatnya di usia 63 tahun