Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut, musim tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena Indonesia tengah mengalami La Nina Lemah.
La Nina membawa ancaman serius berupa banjir dan tanah longsor bagi Indonesia melalui peningkatan curah hujan ekstrem. Meski membawa risiko bencana, fenomena ini juga berpotensi menguntungkan sektor pertanian di beberapa wilayah. Kunci menghadapi ancaman La Nina terletak pada kesiapsiagaan dan implementasi strategi mitigasi yang efektif.
Secara umum, La Nina juga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Mulai dari banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung dan lain sebagainya.
Indonesia masih diselimuti musim penghujan sejak awal 2022. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan musim kemarau tahun ini diprediksi akan datang lebih lambat karena keberadaan La Nina.
Dengan desa tanggap perubahan iklim ini maka desa-desa di Indonesia bisa mempunyai indeks risiko bencana yang diperlukan sebagai langkah antisipasi untuk meminimalkan korban bencana.
Hawa dingin di China pada tahun ini lebih awal, bahkan sejak awal Oktober suhu udara sudah turun di bawah 20 derajat Celcius. Sejak Sabtu (6/11/2021) pagi, Beijing dilanda kabut tebal yang diikuti hujan dengan intensitas sedang hingga malam hari.