Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) mengambil sikap untuk menjaga jarak dengan semua partai politik. Langkah ini untuk memprioritaskan keutuhan umat dan bangsa.
Menurut dia, dalam ayat ini juga Allah Ta'ala menjelaskan bagaimana tanah yang kering dan tandus, kemudian Allah turunkan air hujan dan hidup. Sehingga demikian itu adalah Allah yang menetapkanNya.
Syarat sah salat ialah menghadap sesuai dengan arah kiblat. Namun jika dalam kondisi darurat seperti di dalam hutan belantara, maka ada keringanan yang diberikan dalam agama Islam untuk melaksanakan ibadah salat.
Menurut dia, Islam berada di pertengahan, artinya menyeimbangkan antara perkara dunia dan akhirat. Oleh karena itu, hadirnya Islam moderat atau wasatiyyah dapat menangkal radikalisme ataupun ekstremisme.
Idealnya, setiap posisi menuntut adanya kontribusi. Semakin tinggi posisi semakin besar dan luas kontribusinya. Posisi puncak seorang pemimpin meminta tanggung jawab yang sepadan dengan posisinya
Mudir Ma'had Imam Bukhari Bandung, Ustaz Ginanjar Nugraha mengatakan, jika seorang muslim sengaja tidak memilih calon pemimpin yang baik dan sesuai dengan anjuran dalam Islam, maka akan menanggung dosa.
Sekretaris Dewan Hisbah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Ustaz Amin Muchtar menyebut bahwa Islam mengajarkan dua cara pandang menyikapi bencana.
Dengan memiliki keenam sifat tersebut, tentunya seorang pemimpin akan sangat profesional dalam mengemban jabatannya. Serta tidak semena-mena serta bijak dalam mengambil tindakan.
Dia menjelaskan apabila dalam waktu yang singkat di dunia manusia tersebut dapat bersabar melaksanakan ketaatan kepada Allah ta'ala, maka tentu mereka akan selamat dan beruntung pada masa yang panjang dan abadi.
Dakwah menyeru manusia ke jalan Allah merupakan jalan pilihan dari manusia-manusia pilihan pula, yaitu para rasul Allah. Menurut dia, menyeru manusia agar mengikuti sabilillah memiliki banyak tantangan, baik dari diri sendiri hingga orang lain.
Menurut dia, karena kepikunan beliau hadis-hadis yang shahih tentang fadilah surat Al-Kahfi tidak menyebutkan waktu. Hanya periwayatan dari beliau yang menunjukan waktu khusus.
Dia mengungkapkan bahwa iman yang kuat dapat menjadi benteng kokoh terhadap kesesatan duniawi. Dengan begitu, otomatis akan melahirkan al-haya atau rasa malu melanggar prinsip syariat.
Dia menuturkan, hak tersebut dapat diartikan sebagai sebuah anjuran keharusan untuk dikerjakan. Adapun sebagian ulama memiliki perbedaan penafsiran atas hak yang terkandung dalam hadis tersebut sebagai kewajiban dan sunnah muakkad.