Tahun baru di depan mata. Momen pergantian tahun dirayakan banyak orang di dunia dengan suka cita seperti misalnya yang terjadi di Time Square, Manhattan, New York, Amerika Serikat
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menggandeng Taiheiyo Cement Corporation mengembangkan dermaga dan fasilitas produksi di Pabrik Tuban, Jawa Timur
Serangan militer AS terhadap fasilitas senjata pro-Iran di Suriah menandakan eskalasi ketegangan di Timur Tengah. Tindakan ini merupakan respons atas serangan sebelumnya terhadap pasukan AS di kawasan tersebut. Situasi ini mencerminkan kompleksitas konflik yang melibatkan berbagai pihak, termasuk AS, Iran, dan kelompok-kelompok proksinya di tengah krisis Gaza yang berkelanjutan.
Pertemuan Xi Jinping dan Lula da Silva di Brasil menghasilkan seruan penting untuk gencatan senjata di Gaza. Sikap ini sejalan dengan pernyataan KTT G20 Rio yang mendorong penghentian konflik di Gaza dan Lebanon. Namun, upaya perdamaian menghadapi tantangan setelah AS memveto resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB, menunjukkan kompleksitas politik global dalam penyelesaian konflik Timur Tengah.
Ketegangan di Gaza semakin memuncak setelah AS memveto resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB. Hamas dengan keras mengecam tindakan AS dan menuduhnya sebagai pelaku langsung dalam perang genosida di Gaza. Situasi ini semakin memperumit upaya perdamaian di wilayah tersebut, sementara korban terus berjatuhan. Dukungan AS terhadap Israel melalui veto ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak.
Senat AS akan menggelar voting untuk memblokir penjualan senjata ke Israel karena keprihatinan terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Meski resolusi ini kemungkinan tidak lolos, langkah ini bertujuan memberi tekanan pada Israel dan pemerintah Biden untuk lebih memperhatikan keselamatan warga sipil Palestina. Situasi di Gaza semakin memburuk dengan 43.922 korban jiwa dan ancaman kelaparan yang mengintai 2,3 juta penduduknya.
Upaya perdamaian Gaza menghadapi tantangan baru setelah Qatar menghentikan mediasi. Meski demikian, AS tetap optimis mencapai kesepakatan. Keberadaan kantor Hamas di Qatar menjadi sorotan, terutama dengan kemenangan Trump. Situasi ini menunjukkan kompleksitas diplomasi Timur Tengah dan pentingnya peran mediator dalam mencapai resolusi konflik.
Langkah kontroversial AS mempertahankan bantuan militer ke Israel memperlihatkan keberpihakan yang jelas dalam konflik ini. Di tengah janji-janji perbaikan situasi kemanusiaan, kenyataan di Gaza justru makin mencekam. Sementara korban terus berjatuhan dan infrastruktur hancur, dukungan AS ke Israel tetap mengalir tanpa goyah, meninggalkan tanda tanya besar tentang masa depan 2 juta warga Gaza.
Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat dalam menarik investasi AS ke Indonesia melalui pertemuan dengan anggota USINDO di Washington D.C. Beliau menekankan keterbukaan Indonesia untuk investasi, komitmen memberantas korupsi, dan dukungan terhadap energi terbarukan. Sikap pro-bisnis dan keterbukaan Presiden mendapat sambutan positif dari para investor AS.
Ketegangan antara Israel dan AS meningkat menjelang tenggat waktu pemberian bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meski mengklaim telah memenuhi sebagian besar tuntutan, Israel masih menolak mengizinkan truk komersial masuk dengan alasan keamanan. Situasi ini berpotensi mempengaruhi hubungan kedua negara dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, terutama di wilayah utara yang terancam kelaparan.
Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Iran menuding AS terlibat dalam rencana serangan Israel. Dokumen intelijen yang bocor mengungkap persiapan militer Israel termasuk penempatan rudal dan latihan udara. Iran meminta PBB bertindak tegas, memperingatkan konsekuensi serius jika serangan terjadi. Situasi ini berpotensi memicu konflik lebih besar di kawasan.
Pembunuhan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, memicu perdebatan tentang masa depan Gaza. AS melihatnya sebagai peluang untuk perubahan, sementara Israel berkomitmen melanjutkan perang. Tanpa tekanan berarti dari AS, prospek perdamaian tetap suram. Nasib warga Gaza yang menderita akibat konflik berkepanjangan masih tidak pasti.