Hadiri Grand Final "Miss Tionghoa Indonesia 2025", Menteri Kebudayaan Apresiasi Perayaan Akulturasi Budaya Tiongkok-Indonesia
Tim langit 7
Ahad, 05 Oktober 2025 - 22:06 WIB
Hadiri Grand Final Miss Tionghoa Indonesia 2025, Menteri Kebudayaan Apresiasi Perayaan Akulturasi Budaya Tiongkok-Indonesia
LANGIT7.ID–Jakarta;Dalam rangka memperkuat harmoni dalam keberagaman budaya, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon memberikan apresiasi sekaligus dukungan terhadap ajang Grand Final “Miss Tionghoa Indonesia 2025”. Bertempat di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta, perhelatan tersebut menjadi bentuk upaya dalam menjaga tradisi serta budaya Tionghoa di era modern.
Dalam kesempatan tersebut, Menbud Fadli menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap penyelenggaraan ajang pemilihan Miss Tionghoa Indonesia 2025. Menurutnya, Miss Tionghoa Indonesia bukan sekadar kontestasi semata, melainkan bukti nyata bahwa ragam identitas budaya Nusantara dapat menjadi ‘kekuatan pengikat’ atau binding power.
“Ajang ini adalah wadah penting untuk merayakan dan melestarikan budaya Tionghoa yang akulturasinya yang telah menjadi bagian integral dari kekayaan budaya Nusantara. Melalui ajang ini, kita perkuat semangat harmoni dalam keberagaman dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas budaya kita,” terang Menbud Fadli dalam keterangannya, Minggu (5/10/2025).
Lebih jauh Menteri Fadli menyebutkan bahwa jejak budaya Tiongkok di Nusantara bukanlah fenomena baru. Masyarakat Tionghoa memberikan peran besar terhadap perkembangan budaya dan kemerdekaan Indonesia, terlihat dari nama-nama tokoh nasional yang memajukan budaya serta literasi di Nusantara.
“Kita lihat banyak sekali tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa yang sangat memajukan literasi dan kebudayaan kita. Sebagai contoh misalnya Tan Khoen Swie, yang merupakan perusahaan penerbitan tua di Jawa, yang menerbitkan hampir 300 buku-buku penting dari sastra Jawa. Termasuk karya-karya besar dari Ronggo Arsito, Yasadipura dan banyak lagi,” ujar Menteri Kebudayaan.
Menbud Fadli turut menjelaskan bahwa akulturasi budaya Tiongkok memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Hal tersebut dibuktikan dari artefak dan bukti-bukti sejarah di pelosok Nusantara yang menunjukkan kekayaan budaya Indonesia. Menteri Fadli mengharapkan bahwa ragam budaya tersebut bisa menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan industri kreatif dan budaya (cultural and creative industry).
Ia menambahkan, “Mudah-mudahan semakin banyak generasi emas kita, termasuk perempuan Tionghoa Indonesia ke depannya yang bisa menjadi duta-duta budaya. Saya kira kita harus menjadikan budaya sebagai garda depan. Selain untuk jati diri dan identitas kita, peluang ke depan untuk cultural and creative industry ini akan menjadi semakin tren untuk menjadi driver dan engine di dalam pertumbuhan bangsa.”
Dalam kesempatan tersebut, Menbud Fadli menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap penyelenggaraan ajang pemilihan Miss Tionghoa Indonesia 2025. Menurutnya, Miss Tionghoa Indonesia bukan sekadar kontestasi semata, melainkan bukti nyata bahwa ragam identitas budaya Nusantara dapat menjadi ‘kekuatan pengikat’ atau binding power.
“Ajang ini adalah wadah penting untuk merayakan dan melestarikan budaya Tionghoa yang akulturasinya yang telah menjadi bagian integral dari kekayaan budaya Nusantara. Melalui ajang ini, kita perkuat semangat harmoni dalam keberagaman dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas budaya kita,” terang Menbud Fadli dalam keterangannya, Minggu (5/10/2025).
Lebih jauh Menteri Fadli menyebutkan bahwa jejak budaya Tiongkok di Nusantara bukanlah fenomena baru. Masyarakat Tionghoa memberikan peran besar terhadap perkembangan budaya dan kemerdekaan Indonesia, terlihat dari nama-nama tokoh nasional yang memajukan budaya serta literasi di Nusantara.
“Kita lihat banyak sekali tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa yang sangat memajukan literasi dan kebudayaan kita. Sebagai contoh misalnya Tan Khoen Swie, yang merupakan perusahaan penerbitan tua di Jawa, yang menerbitkan hampir 300 buku-buku penting dari sastra Jawa. Termasuk karya-karya besar dari Ronggo Arsito, Yasadipura dan banyak lagi,” ujar Menteri Kebudayaan.
Menbud Fadli turut menjelaskan bahwa akulturasi budaya Tiongkok memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Hal tersebut dibuktikan dari artefak dan bukti-bukti sejarah di pelosok Nusantara yang menunjukkan kekayaan budaya Indonesia. Menteri Fadli mengharapkan bahwa ragam budaya tersebut bisa menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan industri kreatif dan budaya (cultural and creative industry).
Ia menambahkan, “Mudah-mudahan semakin banyak generasi emas kita, termasuk perempuan Tionghoa Indonesia ke depannya yang bisa menjadi duta-duta budaya. Saya kira kita harus menjadikan budaya sebagai garda depan. Selain untuk jati diri dan identitas kita, peluang ke depan untuk cultural and creative industry ini akan menjadi semakin tren untuk menjadi driver dan engine di dalam pertumbuhan bangsa.”