Penyakit Misterius Melanda Kongo, Ratusan Orang Meninggal Dunia
Tim langit 7
Kamis, 12 Desember 2024 - 08:45 WIB
Aktivitas di Rumah Sakit Umum Kamituga di Kivu Selatan, Kongo. (REUTERS/Arlette Bashizi)
Republik Demokratik Kongo (DRC) sedang dilanda masalah kesehatan serius. Sebuah penyakit misterius mewabah di negara ini. Jumlah korban tewas mencapai 143 orang dalam kurun dua minggu terakhir.
Penyakit tersebut menyebabkan sejumlah gejala seperti flu, berupa demam, sakit kepala, batuk, dan anemia.
Mengutip Reuters, seorang ahli epidemiologi mengatakan bahwa sebagian besar wanita dan anak-anak yang terkena dampak serius dari penyakit tersebut. "Sejauh ini hanya sedikit yang diketahui tentang penyakit tersebut," muat laman itu.
Pejabat di DRC sendiri tengah menyelidiki insiden ini untuk mengidentifikasi penyebab wabah mematikan ini. Awalnya, mereka akan mempertimbangkan kemungkinan penyakit yang diketahui endemik di wilayah tersebut seperti malaria, demam berdarah, atau Chikungunya.
Namun, mereka mungkin akan menghadapi kesulitan dalam mendeteksi penyebabnya karena masalah infrastruktur pengujian diagnostik, serta kesulitan dalam pengumpulan sampel, pengangkutan sampel tersebut ke laboratorium, dan pengujian.
Baca juga:Beberapa Negara di Dunia Mulai Ikuti Jejak Australia Soal Larangan Medsos untuk Anak
Di negara-negara berpenghasilan rendah, seperti DRC, banyak laboratorium klinis hanya dapat menguji patogen umum. Keterbatasan dalam kualitas dan kinerja beberapa laboratorium klinis mereka juga menjadi masalah.
Penyakit tersebut menyebabkan sejumlah gejala seperti flu, berupa demam, sakit kepala, batuk, dan anemia.
Mengutip Reuters, seorang ahli epidemiologi mengatakan bahwa sebagian besar wanita dan anak-anak yang terkena dampak serius dari penyakit tersebut. "Sejauh ini hanya sedikit yang diketahui tentang penyakit tersebut," muat laman itu.
Pejabat di DRC sendiri tengah menyelidiki insiden ini untuk mengidentifikasi penyebab wabah mematikan ini. Awalnya, mereka akan mempertimbangkan kemungkinan penyakit yang diketahui endemik di wilayah tersebut seperti malaria, demam berdarah, atau Chikungunya.
Namun, mereka mungkin akan menghadapi kesulitan dalam mendeteksi penyebabnya karena masalah infrastruktur pengujian diagnostik, serta kesulitan dalam pengumpulan sampel, pengangkutan sampel tersebut ke laboratorium, dan pengujian.
Baca juga:Beberapa Negara di Dunia Mulai Ikuti Jejak Australia Soal Larangan Medsos untuk Anak
Di negara-negara berpenghasilan rendah, seperti DRC, banyak laboratorium klinis hanya dapat menguji patogen umum. Keterbatasan dalam kualitas dan kinerja beberapa laboratorium klinis mereka juga menjadi masalah.