Kiamat Tak Tiba-Tiba: Menanti Kedatangan Imam Mahdi
Miftah yusufpati
            Ahad, 13 Juli 2025 - 05:16 WIB
            Fakhruddin Ar-Razi menyebutkan hikmah dirahasiakannya waktu kiamat adalah supaya manusia terus beribadah, menjauhi maksiat, dan tidak lengah kapan pun waktunya datang. Ilusrasi: Ist
            LANGIT7.ID-Para ulama sepakat: kedatangan Imam Mahdi adalah awal tanda besar kiamat. Lalu mengapa banyak orang masih suka meramal waktunya?
Yusuf Suharto, penulis buku Ahlussunnah wal Jamaah: Fikih dan Landasan Amaliyah, menegaskan bahwa banyak ulama menyatakan datangnya Imam Mahdi adalah awal dari tanda-tanda besar kiamat. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa tahun 2025 misalnya adalah tahun terjadinya kiamat.
Dalam diskusi bedah buku, Yusuf mengingatkan bahwa kiamat selalu diawali dengan tanda-tanda yang jelas. Imam Mahdi belum datang, begitu pula tanda-tanda lain seperti terbitnya matahari dari barat. “Kiamat tidak langsung tiba-tiba tanpa kedatangan Imam Mahdi dan tanda lain,” ujarnya.
Ada pula perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang makna hadis-hadis akhir zaman. Karena itu, Yusuf menyerukan kehati-hatian dalam menjelaskan hadis-hadis ini. “Jangan sampai kita memastikan tahun kapan hari kiamat,” katanya. Para ulama dulu pun, lanjut Yusuf, menjelaskan hadis-hadis tanda kiamat dengan bahasa ringkas karena sikap hati-hati mereka.
Baca juga: Kiamat Tak Lagi Rahasia: Ini Tanda-Tanda dari Langit dan Bumi
Di sisi lain, dai kondang Miftah Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menolak ikut-ikutan memberi prediksi pribadi. Saat ditanya tentang ramalan kiamat pada 15 Ramadan, ia hanya membaca ayat Al-Qur’an. “Ini pandangan Al-Qur’an,” katanya sambil membaca QS Ṭāhā ayat 15:
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا تَسْعَىٰ
            
            Yusuf Suharto, penulis buku Ahlussunnah wal Jamaah: Fikih dan Landasan Amaliyah, menegaskan bahwa banyak ulama menyatakan datangnya Imam Mahdi adalah awal dari tanda-tanda besar kiamat. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa tahun 2025 misalnya adalah tahun terjadinya kiamat.
Dalam diskusi bedah buku, Yusuf mengingatkan bahwa kiamat selalu diawali dengan tanda-tanda yang jelas. Imam Mahdi belum datang, begitu pula tanda-tanda lain seperti terbitnya matahari dari barat. “Kiamat tidak langsung tiba-tiba tanpa kedatangan Imam Mahdi dan tanda lain,” ujarnya.
Ada pula perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang makna hadis-hadis akhir zaman. Karena itu, Yusuf menyerukan kehati-hatian dalam menjelaskan hadis-hadis ini. “Jangan sampai kita memastikan tahun kapan hari kiamat,” katanya. Para ulama dulu pun, lanjut Yusuf, menjelaskan hadis-hadis tanda kiamat dengan bahasa ringkas karena sikap hati-hati mereka.
Baca juga: Kiamat Tak Lagi Rahasia: Ini Tanda-Tanda dari Langit dan Bumi
Di sisi lain, dai kondang Miftah Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menolak ikut-ikutan memberi prediksi pribadi. Saat ditanya tentang ramalan kiamat pada 15 Ramadan, ia hanya membaca ayat Al-Qur’an. “Ini pandangan Al-Qur’an,” katanya sambil membaca QS Ṭāhā ayat 15:
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا تَسْعَىٰ