LANGIT7.ID–Jakarta; Hubungan keagamaan antara Indonesia dan Suriah kembali menguat melalui pertemuan antara Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Menteri Wakaf Suriah Moh. Abo Al-Kheir Chukri di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025). Pertemuan ini membuka peluang kerja sama lintas sektor, mulai dari pendidikan, kebudayaan, hingga ekonomi berbasis nilai keislaman yang moderat.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Ahmad Ginanjar Syaban, Gus Yahya menyampaikan sambutan positif atas kedatangan delegasi Suriah. Ia menuturkan, “Dalam kunjungan tersebut, Menteri Wakaf Suriah mengatakan rasa bahagianya bisa datang ke PBNU dan bertemu dengan Gus Yahya sekaligus membicarakan rencana kerja sama strategis ke depan,” ujar dia, dikutip dari situs NU, Jumat (31/10/2025).
Ginanjar menambahkan, pemerintah Suriah melihat Nahdlatul Ulama sebagai lembaga keagamaan yang memiliki peran besar dalam mempromosikan Islam rahmatan lil alamin. Karena itu, Suriah menempatkan NU sebagai mitra potensial dalam memperkuat pesan toleransi, kemanusiaan, dan perdamaian global.
Ia menjelaskan pula bahwa dalam peta kerja sama dunia Islam, Suriah memprioritaskan kemitraan dengan tiga negara, salah satunya Indonesia bersama Turki dan satu negara lainnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung akrab tersebut, Abo Al-Kheir juga memberikan apresiasi atas reputasi pelajar Indonesia di Suriah yang dikenal berprestasi dan berakhlak baik. “Menteri Wakaf Suriah mengatakan Indonesia memiliki kesan yang sangat baik, utamanya para pelajar yang belajar dan mengaji di beberapa institusi agama Islam yang ada di Suriah. Setelah (mereka) pulang, (mereka) mengabdi terhadap negara, agama termasuk aktif di NU, ada Gus Taj Yasin Maimun,” ungkapnya.
Selain membahas program pendidikan, pertemuan ini juga menjadi ajang diplomasi kebudayaan. Abo Al-Kheir menyampaikan undangan resmi kepada Ketua Umum PBNU beserta jajaran untuk melakukan kunjungan balasan ke Suriah, sebagai tindak lanjut pembahasan kerja sama.
Ginanjar berharap kolaborasi yang dirintis ini dapat merambah lebih luas dari sekadar ranah keagamaan, meliputi kerja sama ekonomi, pendidikan, dan bisnis antara kedua negara.
Turut mendampingi Menteri Wakaf Suriah, sejumlah tokoh terkemuka seperti Cendekiawan Damaskus Syekh Mohamad Dib Rajab dan Mufti Damaskus Syekh Abdul Fattah Al-Bizem.
Dalam sesi pernyataannya, Abo Al-Kheir mengatakan, “Saya tadi bertemu dengan Ketua Umum PBNU dengan nuansa yang baru Suriah Merdeka,” sambil menegaskan bahwa hubungan kedua negara memasuki fase positif baru.
Ia menuturkan rencana memperkuat hubungan antar lembaga pendidikan Islam di Indonesia dan Suriah melalui program pertukaran santri dan mahasiswa. “Bagaimana ini ke depannya kita menstimulus pengiriman santri maupun mahasiswa, ataupun pertukaran pelajar. Ke depannya Indonesia dengan Suriah akan semakin baik hubungannya,” katanya.
Abo Al-Kheir juga menyinggung keragaman mazhab di negaranya yang mencakup Hanafi, Syafi’i, Maliki, hingga Hambali, dan menekankan pentingnya kedewasaan dalam memahami perbedaan mazhab. “Yang terpenting adalah kita mengakomodasi semua mazhab, semua itu bersumber dari Nabi Muhammad saw. Saya kira kita bersinkronisasi, kita semakin dewasa dalam bermahzab dalam memahami mazhab tertentu, kita akan semakin dewasa, semakin bijak," ucapnya.
(lam)