LANGIT7.ID – KH Ihsan Said, Rois Syuriah MWC NU Cikarang Barat, dalam ceramahnya menegaskan keutamaan mengadakan walimatan adzimatan atau perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Menurutnya, siapapun yang mengadakan walimah akan mendapatkan penjagaan dari Allah, baik dirinya maupun keluarganya, dari berbagai musibah dan bencana.
“Sebesar apapun cinta kita kepada Baginda Nabi akan sulit terealisasi kalau bencana musibah datang bertubi-tubi. Mudah-mudahan dengan keberkahan kelahiran Baginda Nabi, Allah akan angkat segala musibah bencana ujian yang menimpa kita sehingga kita bisa khusyuk ibadah kepada Allah,” ujar KH Ihsan Said saat tampil memberikan ceramah dalam syukuran memperingati Maulid Nabi Muhammad di kediaman Ketua Pimpinan Ranting NU Telaga Murni, Cikarang Barat, H.Rahmat Hidayat Kamis malam(4/9/2025).
Dalam acara maulid ini juga dihadiri para pengurus NU, muslimat NU di wilayah Cikarang termasuk juga ikut hadir Kepala Dinas UMKM Kabupaten Bekasi, H.Hasan Basri serta Ketua RW 10 Telaga Murni, H.Heriyanto.
Kiai Ihsan juga mengingatkan bahwa ujian dalam hidup sejatinya adalah jalan untuk meningkatkan derajat dan kemuliaan seorang hamba di hadapan Allah. Karena itu, umat Islam diminta tidak putus asa ketika menghadapi berbagai cobaan, sebab setiap ujian adalah tanda bahwa Allah hendak menaikkan derajat seorang hamba.
KH Ihsan Said juga memberikan penekanan agar umat Islam tidak minder meskipun bukan keturunan ulama atau kyai. “Nabi Muhammad itu bukan keturunan Kyai, bukan keturunan Nabi, hanya tokoh terpandang yang bisa menjaga sikap dan perkataannya. Jadi walaupun kita bukan darah biru, kalau kita menjaga sikap dan perkataan, maka Allah akan menganugerahi kita keturunan yang sholeh dan sholehah,” tegasnya.
![KH Ihsan Said: Walimah Maulid Nabi Bisa Menjadi Penjaga Keluarga dari Musibah]()
Dalam ceramahnya, hal menarik lainnya yang disampaikan Kiai Ihsan Said adalah kisah tentang seorang pemuda pada masa Khalifah Bani Umayyah.
"Buat yang belum tahu, Bani Umayyah itu adalah kerajaan dinasti yang berdiri di atas darahnya keluarga Nabi. Di antara raja dinasti Umayyah itu ada namanya Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Suatu ketika dikabari oleh prajuritnya, oleh ajudannya: Raja! Putramu mati ditabrak kuda. Raja marah, ada putra mahkota, putra raja mati ketabrak kuda."
Akhirnya menurut kisah yang diceritakan Kiai Ihsan, raja yang sedang murka tadi mau turun langsung ingin menemui pembunuhnya. "Udah gak pakai proses pengadilan, mau langsung dihukum," kisahnya.
Selain itu, kisah Kiai Ihsan, sang raja ingin melihat bentuk mukanya pembunuh seperti apa. "Panggil orangnya!"
Setelah dihadapkan di depan baginda raja di hadapan khalifah Abdul Malik bin Marwan, menurut cerita Kiai Ihsan, tiba-tiba khalifah langsung kaget. "Khalifah langsung terenyuh, nggak tega yang tadinya mau ngasih hukuman berat, kan dulu kalau orang meninggal balasannya nyawa dibayar nyawa, darah dibayar dan darah. Kalau ada yang sudah membunuh maka nyawa dia sebagai gantinya.
Nah, kemudian ketika ngelihat wajah si pembunuh itu, raja langsung berubah yang tadinya mau marah yang tadinya mau murka ngasih hukuman berat pelakunya mendadak berubah."
![KH Ihsan Said: Walimah Maulid Nabi Bisa Menjadi Penjaga Keluarga dari Musibah]()
Merasa penasaran, raja mendekati si pembunuh sambil bertanya," Kamu punya amalan apa? Kamu punya doa apa? Kok saya yang tadinya marah mau menggal kepalamu tiba tiba saya mengurungkan niat,".
Apa jawaban pemuda yang membunuh itu. "Saya ini tidak punya amalan raja. Dzikir ya begitu-begitu saja sholat juga sering bolong-bolong. Kok tiba-tiba ditanya dzikiran, ditanya amalan bingung saya. Emang kenapa Baginda? Emang kenapa Raja kok nanyanya begitu?"
Apa kata Baginda? "Saya tadi itu udah pengen marah sama kamu, saya tadi tuh pengen mukul kamu kasih hukum pancung langsung.Pengen penggal kepala kamu saat ini juga tapi begitu melihat muka kamu pertama kali semua darah saya yang tadinya mendidih langsung turun langsung kalem ada pemuda setampan kamu sebagus kamu harus di penggal biarpun yang mati anak saya darah daging saya, saya gak apa apa, saya terima saya ikhlas melihat kamu . Cuma saya pengen tahu kamu punya doa apa? Amalan apa, tolong kasih tahu saya."
Si pemuda akhirnya berfikir. " Saya ini enggak punya dzikiran, enggak punya amalan. Kok ditanya dzikiran, ditanya amalan. Akhirnya si pemuda keingat, oh ini mungkin Baginda. Tadi setelah kuda saya nabrak anaknya Baginda sampai mati, saya udah langsung ketakutan. Waduh, mati saya ini, kalau saya mati repot ini, urusan panjang ini. Akhirnya dengan penuh kepasrahan, dengan penuh rasa bersalah, dengan penuh rasa lemah, saya berdoa, saya minta nawar kepada Allah."
"Jika Allah memberikan saya kemudahan dari peristiwa yang menimpa saya tadi, di mana kuda yang saya naiki nabrak anak raja sampai mampus, sampai mati, saya akan menyelenggarakan walimah. Walimah artinya makan makan." Dengan doa tersebut yang isinya berjanji kepada Allah akan menggelar walimah, maka si pemuda terselamatkan dari hukuman pancung.
"Jadi kalau ada orang bikin acara Walimahtusshafar cuma kue doang, snack doang kagak ada nasinya, gak makan makan, batal status walimahnya," ujar Kiai Ihsan dengan nada bergurau(*)
(lam)