Bank Mega Syariah Dorong Gaya Hidup Finansial Halal di Tengah Tren BNPL dan Fintech
Tim langit 7
Jum'at, 24 Oktober 2025 - 14:25 WIB
Bank Mega Syariah Dorong Gaya Hidup Finansial Halal di Tengah Tren BNPL dan Fintech
LANGIT7.ID–Jakarta; Di tengah gempuran tren gaya hidup serbadigital dengan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) dan pembiayaan instan berbasis fintech, Bank Mega Syariah justru memperkuat peran Syariah Card sebagai solusi finansial halal yang lebih etis dan berkelanjutan.
Syariah Card Division Head Bank Mega Syariah, Eva Dahlia, menilai bahwa kartu pembiayaan berbasis prinsip syariah memiliki posisi dan karakter pasar tersendiri yang tak bisa disamakan dengan produk konvensional. Menurutnya, meski ekosistem keuangan digital tumbuh agresif, potensi segmen muslim di Indonesia tetap sangat besar dan semakin sadar terhadap pentingnya transaksi sesuai prinsip syariah.
“Optimisme kami tetap tinggi karena segmen pasar di Indonesia untuk nasabah muslim masih sangat besar. Banyak juga masyarakat yang kini mulai hijrah, bahkan ada yang menutup kartu konvensionalnya untuk pindah ke kartu syariah,” ujar dia dalam keterangannya, dikutip Jumat (24/10/2025).
Eva menjelaskan, peningkatan minat terhadap Syariah Card tidak semata karena tren, melainkan hasil dari peningkatan literasi keuangan syariah yang kini semakin terasa di berbagai lapisan masyarakat. Hal ini menandakan bahwa edukasi dan kesadaran umat terhadap konsep pembiayaan tanpa riba mulai tumbuh kuat di tengah era digital.
Namun, di sisi lain, kompetisi antara perbankan syariah dan fintech tetap berlangsung ketat. Eva menilai bahwa perbedaan karakter pengguna menjadi pembeda utama yang membuat Syariah Card tetap memiliki tempat khusus di pasar.
“Segmen BNPL itu memang berbeda. Kami tidak takut, karena ‘kuenya’ memang beda-beda. Tapi bagi pengguna fintech, terutama Gen Z, harus hati-hati,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa kemudahan akses yang ditawarkan platform BNPL dan fintech sering kali membuat pengguna kurang mempertimbangkan risiko jangka panjang. “Kadang pinjamnya cuma Rp2 juta, tapi harus bayar Rp5 juta atau Rp6 juta karena perhitungan bunga hariannya besar sekali. Mudah di awal, tapi sulit diselesaikan,” ungkapnya.
Syariah Card Division Head Bank Mega Syariah, Eva Dahlia, menilai bahwa kartu pembiayaan berbasis prinsip syariah memiliki posisi dan karakter pasar tersendiri yang tak bisa disamakan dengan produk konvensional. Menurutnya, meski ekosistem keuangan digital tumbuh agresif, potensi segmen muslim di Indonesia tetap sangat besar dan semakin sadar terhadap pentingnya transaksi sesuai prinsip syariah.
“Optimisme kami tetap tinggi karena segmen pasar di Indonesia untuk nasabah muslim masih sangat besar. Banyak juga masyarakat yang kini mulai hijrah, bahkan ada yang menutup kartu konvensionalnya untuk pindah ke kartu syariah,” ujar dia dalam keterangannya, dikutip Jumat (24/10/2025).
Eva menjelaskan, peningkatan minat terhadap Syariah Card tidak semata karena tren, melainkan hasil dari peningkatan literasi keuangan syariah yang kini semakin terasa di berbagai lapisan masyarakat. Hal ini menandakan bahwa edukasi dan kesadaran umat terhadap konsep pembiayaan tanpa riba mulai tumbuh kuat di tengah era digital.
Namun, di sisi lain, kompetisi antara perbankan syariah dan fintech tetap berlangsung ketat. Eva menilai bahwa perbedaan karakter pengguna menjadi pembeda utama yang membuat Syariah Card tetap memiliki tempat khusus di pasar.
“Segmen BNPL itu memang berbeda. Kami tidak takut, karena ‘kuenya’ memang beda-beda. Tapi bagi pengguna fintech, terutama Gen Z, harus hati-hati,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa kemudahan akses yang ditawarkan platform BNPL dan fintech sering kali membuat pengguna kurang mempertimbangkan risiko jangka panjang. “Kadang pinjamnya cuma Rp2 juta, tapi harus bayar Rp5 juta atau Rp6 juta karena perhitungan bunga hariannya besar sekali. Mudah di awal, tapi sulit diselesaikan,” ungkapnya.