Puluhan Komunitas Luncurkan Gerakan Ciliwung Bersih
Fajar adhitya
Ahad, 14 November 2021 - 10:17 WIB
Menara hunian dan gedung perkantoran di Jakarta. Foto: iStock.
Gerakan Ciliwung Bersih yang didukung oleh 36 Komunitas Peduli Ciliwung dan perusahaan meluncurkan kawasan ekowisata dan eduwisata di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Kawasan ekowisata dan eduwisata yang diluncurkan berasal dari berbagai daerah yang dialiri oleh Sungai Ciliwung, mulai dari Puncak, Bogor, Depok, Lenteng Agung, Pejaten, Condet dan Kantor Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) di Penjernihan, Jakarta Pusat.
"Seiring dengan mutu air Sungai Ciliwung yang mulai membaik hingga ke level dua, kami akhirnya memberanikan diri membuka ekowisata dan eduwisata di sepanjang Sungai Ciliwung," kata Ketua Gerakan Ciliwung Bersih Peni Susanti pada Peringatan Hari Ciliwung di Penjernihan, Jakarta Pusat, dilansir Antara, Ahad (14/11/2021).
Peni menjelaskan, dengan dibukanya ekowisata dan eduwisata di Sungai Ciliwung, masyarakat umum sampai pelajar dapat berwisata sambil mempelajari seluk-beluk, sejarah serta upaya pelestarian sungai sepanjang 120 kilometer tersebut.
Baca Juga:Hujan Deras, Jembatan Nganggrung Turi Yogyakarta Ambrol
Peni mengungkapkan bahwa saat GCB berdiri pada 1989, kualitas air Sungai Ciliwung pada saat itu sangat tercemar. Sebagai tujuan ekowisata dan eduwisata, ada beberapa titik lokasi wisata yang bisa dikunjungi masyarakat.
Mulai dari Kantor Sekretariat GCB yang terletak di JalanPenjernihan, Karet Bivak, masyarakat bisa memelajari sejarah Sungai Ciliwung di Galeri Sungai Ciliwung, mempelajari pemilahan dan pengolahan sampah sungai dengan TOSS (Teknologi Olah Sampah Sungai) melalui metode peyeumisasi, susur sungai, memanen hasil hidroponik ventikultur sambil menikmati kopi di kedai pinggir Sungai Ciliwung.
Ketua KPC Pejaten H Royani mengungkapkan, di Sekolah Sungai KPC Pejaten, masyarakat bisa melihat hewan purba endemik dan langka, yaitu Senggawangan atau bulus raksasa (Chitra Chitra javanensis) yang memiliki berat 300 kilogram (kg).
"Seiring dengan mutu air Sungai Ciliwung yang mulai membaik hingga ke level dua, kami akhirnya memberanikan diri membuka ekowisata dan eduwisata di sepanjang Sungai Ciliwung," kata Ketua Gerakan Ciliwung Bersih Peni Susanti pada Peringatan Hari Ciliwung di Penjernihan, Jakarta Pusat, dilansir Antara, Ahad (14/11/2021).
Peni menjelaskan, dengan dibukanya ekowisata dan eduwisata di Sungai Ciliwung, masyarakat umum sampai pelajar dapat berwisata sambil mempelajari seluk-beluk, sejarah serta upaya pelestarian sungai sepanjang 120 kilometer tersebut.
Baca Juga:Hujan Deras, Jembatan Nganggrung Turi Yogyakarta Ambrol
Peni mengungkapkan bahwa saat GCB berdiri pada 1989, kualitas air Sungai Ciliwung pada saat itu sangat tercemar. Sebagai tujuan ekowisata dan eduwisata, ada beberapa titik lokasi wisata yang bisa dikunjungi masyarakat.
Mulai dari Kantor Sekretariat GCB yang terletak di JalanPenjernihan, Karet Bivak, masyarakat bisa memelajari sejarah Sungai Ciliwung di Galeri Sungai Ciliwung, mempelajari pemilahan dan pengolahan sampah sungai dengan TOSS (Teknologi Olah Sampah Sungai) melalui metode peyeumisasi, susur sungai, memanen hasil hidroponik ventikultur sambil menikmati kopi di kedai pinggir Sungai Ciliwung.
Ketua KPC Pejaten H Royani mengungkapkan, di Sekolah Sungai KPC Pejaten, masyarakat bisa melihat hewan purba endemik dan langka, yaitu Senggawangan atau bulus raksasa (Chitra Chitra javanensis) yang memiliki berat 300 kilogram (kg).