LANGIT7.ID-, Jakarta- - Ahmad Bahauddin Nursalim, atau lebih dikenal sebagai Gus Baha, memberikan penjelasan menarik tentang shalat tahajud dan perbedaannya antara kewajiban Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Dalam ceramahnya, Gus Baha menekankan pentingnya memahami konteks perintah dalam Al-Quran dan hadits.
Gus Baha menjelaskan bahwa shalat tahajud memiliki kedudukan istimewa bagi Nabi Muhammad SAW. Beliau menegaskan bahwa tahajud menjadi syarat bagi Nabi untuk mendapatkan hak syafaat di hari kiamat.
"Sholat tahajud itu sholat yang memang untuk nabi ya, Karena tahajud yang menjadikan punya hak syafaat itu hanya nabi," ujar Gus Baha, dikutip Selasa (30/7/2024).
Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan perbedaan hukum tahajud antara Nabi dan umatnya. Bagi Nabi Muhammad SAW, tahajud adalah kewajiban, sedangkan bagi umatnya hanya bersifat sunnah. Hal ini berkaitan erat dengan hak syafaat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad.
"Nabi itu wajib tahajud, tapi kalau umatnya hanya sunat kenapa? karena Nabi ingin sekali punya hak syafaat kemudian sama Allah diberi instruksi, diberi syarat, Muhammad kalau malam kamu harus tahajud supaya kamu nanti diberi hak syafa'at," jelas Gus Baha.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menyoroti pentingnya memahami ilmu Al-Quran secara mendalam. Beliau mengkritik fenomena yang terjadi saat ini, di mana banyak orang memahami Al-Quran tanpa mempelajari ilmunya secara komprehensif. Gus Baha menekankan bahwa pemahaman yang mendalam tentang Al-Quran melibatkan pengetahuan tentang berbagai jenis khitab atau perintah yang terdapat di dalamnya.
Gus Baha kemudian menjelaskan beberapa jenis khitab dalam Al-Quran. Ada khitab yang ditujukan untuk Nabi namun sebenarnya berlaku untuk umat, ada yang khusus untuk Nabi, dan ada pula yang berlaku baik untuk Nabi maupun umat. Pemahaman tentang jenis-jenis khitab ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan Al-Quran.
Mengenai khitab yang khusus untuk Nabi Muhammad SAW, beliau menggunakan shalat tahajud sebagai contoh. Bagi Nabi, tahajud adalah kewajiban, sementara bagi umatnya hanya sunnah. Ini menggambarkan keistimewaan sekaligus tanggung jawab besar yang dipikul oleh Nabi. Gus Baha juga memberikan contoh perintah yang berlaku sama bagi Nabi dan umatnya, yaitu anjuran untuk mengonsumsi makanan yang baik dan halal.
Gus Baha juga menyinggung tentang syafaat, menegaskan bahwa hadits-hadits tentang syafaat berstatus sahih dan terdapat dalam kitab-kitab hadits terpercaya seperti Bukhari dan Muslim. Namun, beliau memperingatkan tentang dua ekstrem dalam menyikapi syafaat: berlebihan dalam mengimani syafaat hingga mengabaikan amal baik, atau sebaliknya, menolak konsep syafaat sama sekali.
Ceramah Gus Baha ini menjadi pengingat penting bagi umat Islam untuk memahami Al-Quran dan hadits secara komprehensif, tidak hanya dari segi teks tetapi juga konteks dan ilmu yang mendasarinya. Pemahaman yang mendalam ini akan membantu umat dalam menjalankan ibadah dengan lebih baik dan memahami posisi mereka dalam konteks ajaran Islam yang luas.
Penjelasan Gus Baha tentang shalat tahajud dan syafaat juga memberi perspektif baru tentang kedudukan istimewa Nabi Muhammad SAW sekaligus mengingatkan umat akan pentingnya ibadah sunnah seperti tahajud, meskipun tidak wajib bagi mereka.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang Al-Quran dan hadits, diharapkan umat Islam dapat menjalani kehidupan beragama dengan lebih bijaksana dan seimbang, menghindari ekstremisme dalam pemahaman dan pengamalan ajaran agama. Gus Baha menekankan bahwa ilmu Al-Quran yang komprehensif adalah kunci untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan benar.
(lam)